HaiMalang.com – Bila ingin ke Malang menggunakan kereta api, ada baiknya mengetahui apa saja stasiun di Malang sebagai titik pemberhentian terdekat.
Di Malang terdapat 9 stasiun kereta api, yakni Stasiun Lawang, Singosari, Blimbing, Malang Kota Baru, Malang Kota Lama, Kepanjen, Pakisaji, Ngebruk dan Sumberpucung.
Keberadaan stasiun di Kota dan Kabupaten Malang ini memiliki fungsi vital bagi perekonomian masyarakat. Sejak zaman Belanda misalnya, stasiun Lawang dan stasiun Kepanjen menjadi titik angkutan hasil bumi yang akan dibawa ke Surabaya.
Selain itu, Malang juga dikenal sebagai kota pelajar dengan puluhan ribu mahasiswa kampus negeri di Malang maupun kampus swasta yang bepergian dengan kereta api.
Selain itu, Malang juga memiliki banyak destinasi wisata yang menjadikannya tujuan berlibur. Oleh karena itu, beberapa hotel dekat stasiun malang seperti hotel Pelangi tak pernah sepi dari wisatawan.
Daftar Stasiun di Malang, Mulai Dari Lawang hingga Sumberpucung
Stasiun Lawang merupakan salah satu dari sembilan stasiun di Malang yang aktif beroperasi hingga kini. Sesuai dengan namanya, stasiun ini terletak di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Berada di ketinggian 491 meter di atas permukaan laut, Stasiun Lawang menjadi stasiun pertama yang ditemui jika Anda melakukan perjalanan kereta api dari arah Surabaya.
Stasiun Lawang Malang (Foto: Dok.)
Stasiun ini dikelola oleh Daerah Operasi VIII Surabaya dan berjarak sekitar 30 menit dari Stasiun Malang Kota Baru. Dengan lokasinya yang strategis, Stasiun Lawang juga menjadi landmark penting di Malang Raya.
Sejarah Stasiun Lawang
Stasiun Lawang memiliki sejarah panjang sebagai stasiun kereta api kelas I yang berdiri sejak tahun 1887. Pembangunannya dimulai saat Belanda melaksanakan proyek jalur kereta api Bangil–Sengon–Malang yang dikerjakan oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Belanda, antara tahun 1878 hingga 1879.
Selain menjadi salah satu stasiun tertua di Malang, Stasiun Lawang berfungsi sebagai tempat transit sekaligus pusat transportasi. Stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dan dua peron, yaitu satu peron sisi yang rendah.
Lokasi dan Akses ke Stasiun Lawang
Stasiun Lawang berlokasi di Jalan Thamrin, Lawang, yang merupakan jalan utama penghubung Malang–Surabaya. Lokasinya sangat strategis, dekat dengan Pasar Lawang dan tempat wisata seperti Kebun Teh Wonosari.
Akses menuju Stasiun Lawang juga cukup mudah menggunakan berbagai moda transportasi:
- Angkutan kota (angkot): Tarif berkisar Rp 3.000–Rp 7.000.
- Taksi atau Ojek Online: Tarif sekitar Rp 3.500–Rp 6.000 per kilometer.
Kereta Api yang Melalui Stasiun Lawang
Berikut daftar kereta api yang berhenti atau melewati Stasiun Lawang:
- KA Bima: Jakarta – Malang
- KA Jayabaya: Jakarta – Malang
- KA Tawang Alun: Jember – Malang
- KA Arjuno Ekspres: Surabaya – Malang
- KA Ijen Ekspres: Ketapang – Malang
- Commuter Line KA Tumapel: Surabaya – Malang
Stasiun Singosari (SGS) Malang merupakan stasiun kereta api di Malang dengan kategori kelas III atau kecil yang berlokasi di Desa Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Stasiun ini berada di ketinggian +487 meter di atas permukaan laut dan dikelola oleh KAI Commuter.
Stasiun ini memiliki dua peron, yaitu satu peron sisi dan satu peron pulau, yang keduanya berada di ketinggian rendah. Dengan tiga jalur kereta api yang dimiliki, jalur 2 digunakan sebagai jalur utama atau sepur lurus.
Sejarah Stasiun Singosari
Sebagai salah satu stasiun di Malang yang bersejarah, Stasiun Singosari sudah ada sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Dibangun pada tahun 1800-an, stasiun ini merupakan bagian dari proyek jalur kereta api di Pulau Jawa yang dikelola oleh Staatsspoorwegen.
Perlu diketahui, Stasiun Singosari (SGS) berbeda dengan Stasiun Singosari MS, sebuah stasiun trem yang pernah aktif hingga tahun 1978. Stasiun trem ini terletak di sebelah timur Jalan Raya Malang–Surabaya, di dekat Pasar Singosari.
Lokasi, Akses, dan Destinasi Wisata
Lokasi Stasiun Singosari terletak di Jalan Stasiun Singosari dan dekat dengan Jalan Raya Malang–Surabaya serta Pasar Singosari. Waktu tempuh dari Stasiun Singosari ke Stasiun Malang Kota Baru hanya sekitar 25–30 menit menggunakan kendaraan.
Selain aksesnya yang mudah, Stasiun Singosari juga dekat dengan beberapa destinasi wisata menarik di Malang:
- Candi Singosari (5 menit perjalanan)
- Museum Singosari (10 menit perjalanan)
- Hawai Waterpark, Malang Night Paradise, dan Malang Smart Arena (15 menit perjalanan)
Kereta Api yang Melayani Stasiun Singosari
Stasiun Singosari melayani perjalanan kereta api lokal (Commuter Line), meskipun kereta jarak jauh hanya melintas tanpa berhenti di sini.
Salah satu kereta komuter yang berhenti di Stasiun Singosari adalah KA Tumapel, yang melayani rute Surabaya–Malang di pagi hari dan Malang–Surabaya di malam hari.
Stasiun Singosari menjadi pilihan ideal bagi penumpang yang ingin bepergian dengan kereta komuter, baik untuk keperluan sehari-hari maupun wisata.
-
Stasiun Blimbing
Sebelum tiba di Stasiun Malang Kota Baru, Anda akan melewati Stasiun Blimbing, yang berjarak sekitar 13 kilometer dari pusat kota.
Salah satu stasiun di Kota Malang ini berlokasi di Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, dan berada pada ketinggian sekitar 460 meter di atas permukaan laut.
Stasiun Blimbing merupakan stasiun kelas III/kecil yang lebih sering menjadi jalur lintasan dibandingkan pemberhentian kereta api.
Sejarah Stasiun Blimbing
Stasiun Blimbing dibangun pada masa kolonial Hindia Belanda dan awalnya digunakan sebagai stasiun singgah untuk perusahaan trem swasta Malang Stoomtram Maatschappij.
Jalur trem ini menghubungkan berbagai wilayah di Malang, seperti Tumpang dan Singosari, serta difungsikan untuk mengangkut penumpang dan hasil perkebunan seperti tebu dan sayuran.
Meskipun jalur trem ini dinonaktifkan pada tahun 1968, Stasiun Blimbing tetap menjadi bagian dari jaringan kereta api Jawa Timur hingga saat ini.
Lokasi dan Akses ke Stasiun Blimbing
Alamat Stasiun Blimbing terletak di Jalan Laksamana Adi Sucipto, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Letaknya cukup strategis, hanya sekitar 4,9 km dari Stasiun Malang Kota Baru dan 7,4 km dari Stasiun Malang Kota Lama. Dengan lokasi ini, stasiun mudah dijangkau baik oleh masyarakat lokal maupun wisatawan yang datang ke Kota Malang.
Perjalanan ke Stasiun Blimbing dari pusat kota hanya memakan waktu sekitar 15 menit dengan kendaraan, selama lalu lintas tidak padat.
Kereta Api yang Melalui Stasiun Blimbing
Seperti halnya Stasiun Singosari, sebagian besar kereta jarak jauh hanya melintasi Stasiun Blimbing tanpa berhenti. Namun, stasiun ini tetap melayani kereta api lokal seperti KA Tumapel Commuter Line yang menghubungkan Surabaya dan Malang.
Meskipun termasuk stasiun kecil, Stasiun Blimbing tetap menjadi titik transit yang penting bagi penumpang kereta lokal. Namun, fasilitas di stasiun ini tidak selengkap stasiun besar seperti Stasiun Malang Kota Baru atau Kota Lama, mengingat perannya yang lebih terbatas.
-
Stasiun Malang Kota Baru
Sebagai stasiun terbesar di Kota Malang, Stasiun Malang Kota Baru melayani berbagai rute perjalanan, baik antar kota maupun antar provinsi, dengan kapasitas hingga 2.500 penumpang.
Bersama dengan Stasiun Malang Kota Lama, stasiun ini menjadi salah satu pusat transportasi utama di Malang. Terletak di ketinggian +444 meter di atas permukaan laut, Stasiun Malang Kota Baru termasuk dalam kategori stasiun kelas A atau stasiun besar.
Sejarah Stasiun Malang Kota Baru dan Renovasi Modern
Stasiun Malang Kota Baru didirikan sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta api di Malang sejak tahun 1875. Bangunannya dirancang oleh Staatsspoorwegen (SS) dan resmi dibuka pada tahun 1941 dengan desain yang dibuat oleh Ir. W.J. van der Eb.
Keberadaan stasiun ini merupakan respons terhadap meningkatnya jumlah penumpang yang tidak lagi dapat ditampung oleh Stasiun Malang Kota Lama. Bangunan awal stasiun mencerminkan perpaduan arsitektur Indische Empire dan Neoklasik, serupa dengan stasiun-stasiun besar lainnya di Jawa seperti Surabaya, Madiun, dan Mojokerto.
Suasana di Stasiun Malang Kota Baru pintu keberangkatan timur (Foto: Imam)
Pada tahun 2019, renovasi besar dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan fasilitas stasiun, terutama di bagian pintu timur. Renovasi yang selesai pada tahun 2021 ini menghasilkan bangunan yang lebih modern dengan fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan pintu barat. Di antaranya adalah area parkir yang lebih luas untuk kenyamanan penumpang.
Fasilitas Stasiun Malang Kota Baru
Sebagai stasiun utama, fasilitas yang tersedia cukup lengkap. Di pintu barat, terdapat dua ruang tunggu: ruang tunggu luar dengan stan makanan dan mesin ATM, serta ruang tunggu dalam yang dilengkapi kursi nyaman, tempat pengisian daya, dan monitor informasi keberangkatan. Penumpang juga dapat menemukan loket tiket, pusat layanan pelanggan, dan sejumlah gerai makanan mulai dari makanan berat hingga camilan khas Malang.
Salah satu fitur unik dari stasiun ini adalah terowongan penghubung di pintu barat yang mengarah ke peron. Terowongan ini mempermudah penumpang untuk berpindah peron tanpa terhalang kereta yang berhenti.
Lokasi dan Akses ke Stasiun Malang Kota Baru
Stasiun Malang Kota Baru beralamat di:
- Pintu Barat: Jalan Trunojoyo No.10, Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
- Pintu Timur: Jalan Belakang Stasiun No.5, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Lokasinya strategis, memudahkan akses penumpang dari berbagai wilayah di Malang.
Kereta Api yang Berhenti di Stasiun Malang Kota Baru
Berikut adalah daftar kereta apa saja yang berhenti di Stasiun Malang Kota Baru:
- Malioboro Ekspres: Malang – Yogyakarta (Ekonomi Plus & Eksekutif)
- Bima: Malang – Surabaya (Eksekutif)
- Tawang Alun: Malang – Banyuwangi (Ekonomi)
- Mutiara Selatan: Malang – Surabaya (Ekonomi Premium & Eksekutif)
- Jayabaya: Malang – Sidoarjo (Ekonomi & Eksekutif)
- Matarmaja: Malang – Jakarta (Ekonomi)
- Majapahit: Malang – Jakarta (Ekonomi Plus)
- Malabar: Malang – Bandung (Eksekutif & Ekonomi)
- Penataran: Malang – Blitar (Ekonomi)
-
Stasiun Malang Kota Lama
Stasiun Malang Kota Lama adalah stasiun di Malang yang terletak di Ciptomulyo, Sukun, Malang. Stasiun yang termasuk kategori kelas I ini berada di bawah pengelolaan Daerah Operasi VIII Surabaya dan KAI Commuter.
Sebagai stasiun yang terletak di bagian paling selatan Kota Malang, peran historisnya masih terasa hingga kini. Stasiun ini terus beroperasi melayani penumpang, baik untuk perjalanan lokal maupun rute jarak jauh.
Sejarah Stasiun Malang Kota Lama
Stasiun Malang Kota Lama pertama kali dibuka pada 5 Januari 1896. Nama “Kota Lama” sendiri berasal dari kelurahan Kottalama yang terletak di timur laut area stasiun.
Awalnya, stasiun ini merupakan halte yang menjadi simpangan antara jalur kereta Staatsspoorwegen dan jalur trem Malang Stoomtram Maatschappij.
Lokasi dan Akses Menuju Stasiun Malang Kota Lama
Stasiun ini berlokasi di Ciptomulyo, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Letaknya sangat strategis, dekat dengan Alun-Alun Kota Malang, Pasar Comboran, dan Rumah Sakit Panti Nirmala.
Selain itu, stasiun ini juga berada di jalan utama menuju Gadang, sehingga mudah diakses oleh masyarakat sekitar maupun wisatawan.
Kereta Api yang Melalui Stasiun Malang Kota Lama
Berikut adalah kereta api yang berhenti di Stasiun Malang Kota Lama:
- Malabar: Malang – Bandung
- Gajayana: Malang – Jakarta Gambir
- Brawijaya: Malang – Jakarta Gambir
- Matarmaja: Malang – Jakarta Pasar Senen
- Majapahit: Malang – Jakarta Pasar Senen
- Kertanegara: Malang – Purwokerto
- Malioboro Ekspres: Malang – Yogyakarta
Stasiun ini tidak hanya menjadi saksi sejarah perkembangan transportasi di Malang, tetapi juga terus berfungsi sebagai salah satu penghubung utama antar kota hingga kini.
Stasiun Pakisaji kembali dioperasikan pada Juni 2023. Meski tergolong sebagai stasiun kecil kelas III, reaktivasi stasiun ini dilakukan oleh KAI DAOP VIII Surabaya untuk memanfaatkan potensi penumpang di wilayah tersebut.
Awalnya, Stasiun Pakisaji memiliki tiga jalur kereta api yang melayani beberapa jadwal perjalanan. Namun, jalur 1 kini telah dinonaktifkan dan diubah menjadi taman kecil. Saat ini, hanya dua jalur yang aktif dan digunakan untuk melayani kereta api.
Sejarah Stasiun Pakisaji
Stasiun Pakisaji dibangun pada masa Hindia Belanda sekitar tahun 1896 sebagai bagian dari proyek pembangunan jalur kereta api Blitar–Wlingi–Kepanjen–Malang sepanjang 74 kilometer.
Proyek ini dikerjakan oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Belanda, dalam program besar bernama Oosterlijnen-2 atau Jalur Timur Tahap 2.
Lokasi dan Akses Menuju Stasiun Pakisaji
Stasiun Pakisaji berlokasi di Jalan Stasiun RT 15 RW 03, Desa Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Lokasinya strategis, hanya sekitar 100 meter di sebelah timur jalan raya Malang-Kepanjen dan berjarak ±300 meter dari Pasar Pakisaji. Stasiun ini terletak pada ketinggian +386 meter di atas permukaan laut, dengan jarak sekitar 107,1 kilometer dari Stasiun Surabaya Kota.
Kereta Api yang Melayani Stasiun Pakisaji
Setelah direaktivasi, Stasiun Pakisaji mulai melayani perjalanan penumpang menggunakan kereta api lokal Commuter Line Penataran. Rangkaian kereta ini menghubungkan berbagai kota di Jawa Timur dengan rute Surabaya Kota–Blitar melalui Malang.
Stasiun Kepanjen, dengan kode KPN, merupakan stasiun di Malang berkatogori kelas I yang berlokasi di Kecamatan Kepanjen. Â Stasiun ini berada di bawah pengelolaan Daerah Operasi (DAOP) VIII Surabaya dan KAI Commuter.
Stasiun Kepanjen yang berlokasi di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang (Foto: Google Review/Prawoto Syuhada)
Meski ukurannya tidak sebesar stasiun lain di Malang, Stasiun Kepanjen memiliki peran vital dalam sistem transportasi kereta api di wilayah Malang.
Dari arah Blitar, setelah melewati Stasiun Kepanjen, kereta akan berhenti di Stasiun Pakisaji dan kemudian di Stasiun Malang Kota Lama. Perjalanan dari Stasiun Kepanjen ke Stasiun Malang Kota Baru biasanya memakan waktu sekitar 28–35 menit.
Sejarah Stasiun Kepanjen
Stasiun ini dibangun pada tahun 1896, sebagai bagian dari warisan kolonial Hindia Belanda. Pembangunannya dilakukan bersamaan dengan proyek jalur rel kereta api Malang-Kepanjen sepanjang 19 kilometer. Jalur tersebut merupakan bagian dari proyek besar Oosterlijnen-2 yang menghubungkan Blitar, Wlingi, Kepanjen, hingga Malang.
Pada masa awal operasionalnya, Stasiun Kepanjen memiliki empat jalur kereta api, salah satunya difungsikan sebagai jembatan timbang dan depo kereta. Namun, jalur ini dihapus setelah depo kereta dipindahkan ke Stasiun Malang pada tahun 1990-an.
Lokasi dan Akses ke Stasiun Kepanjen
Stasiun Kepanjen berlokasi di Jalan Banurejo No. 47, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasinya yang dekat dengan jalan utama dan pusat kecamatan memudahkan masyarakat untuk mengakses stasiun ini.
Kereta Api yang Melayani Stasiun Kepanjen
Stasiun Kepanjen melayani beberapa kereta api jarak jauh maupun lokal. Berikut daftar kereta yang berhenti di stasiun ini:
- Kereta Api Jarak Jauh:
- Brawijaya
- Gajayana
- Malabar
- Majapahit
- Kertanegara
- Malioboro Ekspress
- Matarmaja
- Kereta Api Lokal:
- Penataran
- Tumapel
Selain melayani penumpang, Stasiun Kepanjen juga menyediakan fasilitas pengiriman barang. Layanan ekspedisi ini dikelola oleh PT Herona Express dan PT KA Logistik, sehingga memenuhi kebutuhan logistik masyarakat sekitar.
Stasiun di Malang selanjutnya adalah Stasiun Ngebruk, dengan kode NB, yang sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Stasiun ini kini dikelola oleh KAI Commuter dan DAOP VIII Surabaya.
Berjarak sekitar 121,8 kilometer dari Stasiun Surabaya Kota, Stasiun Ngebruk berperan penting dalam jaringan kereta api yang menghubungkan berbagai kota di Jawa Timur.
Stasiun ini dilengkapi dengan dua jalur kereta api. Jalur pertama digunakan sebagai sepur lurus untuk kereta yang menuju arah barat ke Stasiun Sumberpucung dan arah timur ke Stasiun Kepanjen.
Sejarah Stasiun Ngebruk
Stasiun Ngebruk adalah salah satu peninggalan bersejarah dari masa Hindia Belanda. Dibangun antara tahun 1896 dan 1897, stasiun ini menjadi bagian dari proyek jalur kereta api Blitar-Wlingi-Kepanjen sepanjang 55 kilometer.
Stasiun Ngebruk Kabupaten Malang (Foto: Dok.)
Proyek tersebut dilakukan oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik pemerintah Belanda. Jalur ini diresmikan dalam dua tahap:
- Segmen Blitar-Wlingi sepanjang 19 kilometer diresmikan pada 10 Januari 1896.
- Segmen Wlingi-Kepanjen sepanjang 36 kilometer diresmikan pada 30 Januari 1897.
Pembangunan jalur ini merupakan bagian dari proyek besar Oosterlijnen-2 atau Jalur Timur Jilid 2, yang bertujuan meningkatkan konektivitas wilayah.
Lokasi dan Akses ke Stasiun Ngebruk
Stasiun Ngebruk terletak di Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Letaknya berada di belakang Pasar Ngebruk, sehingga akses menuju stasiun ini dapat melalui pertigaan di samping pasar.
Jalur ini juga menghubungkan beberapa desa non-pinggir jalan raya, seperti Desa Senggreng, Ternyang, dan Sambigede.
Kereta Api yang Melayani Stasiun Ngebruk
Meskipun tergolong kecil, Stasiun Ngebruk tetap menjadi pilihan transportasi yang ramai di Kabupaten Malang. Beberapa kereta api lokal yang berhenti di stasiun ini antara lain:
- KA Penataran
- KA Tumapel
Kedua kereta ini melayani perjalanan dengan rute lokal, menjadikan Stasiun Ngebruk tetap relevan bagi masyarakat sekitar.
Stasiun Sumberpucung adalah stasiun di Malang kategori kelas III yang dikelola oleh Daerah Operasi (DAOP) VIII Surabaya dan KAI Commuter. Meskipun tergolong stasiun kecil, stasiun ini memiliki peran penting dalam jaringan transportasi kereta api di wilayah Malang.
Stasiun Sumberpucung Kabupaten Malang (Foto: Dok.)
Tidak jauh dari stasiun ini, sekitar 3,5 kilometer ke arah barat, terdapat dua terowongan kereta api yang memiliki nilai sejarah tinggi. Terowongan tersebut adalah Terowongan Eka Bakti Karya (sekarang dikenal sebagai Karangkates I) dengan panjang 741 meter, dan Terowongan Dwi Bakti Karya (sekarang Karangkates II) sepanjang 440 meter.
Sejarah Stasiun Sumberpucung
Stasiun Sumberpucung dibangun sebagai bagian dari proyek jalur kereta api yang dimulai pada era Belanda, tepatnya pada tahun 1870-an, yang menghubungkan Surabaya dengan Malang.
Jalur ini diresmikan pada 20 Juli 1879 oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik pemerintah Belanda pada waktu itu. Proyek ini bertujuan untuk memperlancar transportasi hasil bumi dari pedalaman Jawa Timur menuju pelabuhan di pesisir.
Lokasi dan Akses ke Stasiun Sumberpucung
Stasiun Sumberpucung terletak di Jalan Suka Maju, Sumberpucung, Kabupaten Malang. Jika dilihat dari arah Malang, stasiun ini diikuti oleh Stasiun Pogajih, yang sudah berada di wilayah Kabupaten Blitar. Dari Stasiun Surabaya Kota, Stasiun Sumberpucung berjarak sekitar 126,1 kilometer ke arah tenggara.
Kereta yang Melalui Stasiun Sumberpucung
Stasiun Sumberpucung dilalui oleh beberapa kereta api jarak jauh, seperti:
- KA Majapahit
- KA Matarmaja
Selain itu, ada juga kereta lokal yang berhenti di stasiun ini, seperti:
- Commuter Line Penataran
- KA Tumapel
Italah tadi daftar lengkap stasiun di Malang yang berisi informasi sejarah, lokasi dan kereta apa saja yang berhenti di stasiun Malang. Semoga bermanfaat.
Sumber Lainnya: kai.id
Writer: Imam Abu Hanifah
Editor: Imam