Home News Melawat ke Banyuwangi, Dr Aqua Dwipayana Dorong Komunitas Osing Jadi Pelopor Inovasi Budaya dan Go Internasional

Melawat ke Banyuwangi, Dr Aqua Dwipayana Dorong Komunitas Osing Jadi Pelopor Inovasi Budaya dan Go Internasional

by Imam Abu
0 comment

HaiMalang.com Dalam sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi bertema “Apa itu Perkumpulan/Komunitas dan Apa Manfaatnya”, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana mendorong Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (Kopat) untuk tidak hanya menjadi penjaga tradisi, tetapi juga pelopor inovasi budaya.

Hal itu disampaikan oleh doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut menyampaikan sesi sharing pada Jumat (22/11/2024) malam di Banyuwangi.

Dalam lawatan teranyar yang dilakukan Dr Aqua Dwipayana di Kabupaten “The Sun Rise of Java” Banyuwangi, ia juga mendorong agar Kopat dapat terus mengenalkan budaya osing pada dunia dan go internasional.

“Semua itu sangat mungkin dilakukan dan diwujudkan. Kuncinya ada pada kesungguhan dan keseriusan para pengurus dan anggota,” ucap motivator nasional yang rutin bersilaturahmi dan ke berbagai wilayah di nusantara ini.

Bertempat di Waroeng Kemarang, Jl. Perkebunan Kalibendo Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, acara sharing meriah dan sukses.

sharing Dr Aqua Dwipayana dan Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi

Sharing motivator nasional Dr Aqua Dwipayana di Banyuwangi bersama Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (Foto: Dok.)

Masyarakat yang tergabung dalam lingkungan Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi atau Kopat antusias mendengarkan sesi sharing dari Dr Aqua Dwipayana.

Kopat sendiri adalah organisasi kemasyarakatan yang dibentuk oleh para tokoh penggiat adat dan budaya Osing di Kabupaten Banyuwangi.

Anggota komunitas ini terdiri dari budayawan, seniman, pemerhati, dan pecinta adat serta tradisi Osing, yang memiliki misi melestarikan nilai-nilai luhur budaya lokal Banyuwangi.

Dalam sesi sharing Dr Aqua Dwipayana kali ini, bertujuan untuk menginspirasi para peserta untuk mengembangkan potensi budaya Osing ke tingkat yang lebih tinggi.

Dalam paparannya, Dr Aqua Dwipayana menjelaskan bahwa tradisi memiliki kekuatan untuk menyatukan masyarakat, terutama di era modern yang penuh tantangan.

“Tradisi bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa menjadikannya relevan untuk masa depan. Komunitas seperti ini memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan ruang bagi tradisi agar tetap hidup dan berkembang,” kata bapak dua anak ini.

Dr Aqua Dwipayana memberikan contoh dari berbagai komunitas di daerah lain yang berhasil mengemas budaya lokal menjadi daya tarik wisata dan media edukasi. Menurutnya, Komunitas Osing dapat melakukan hal serupa dengan memanfaatkan keunikan budaya mereka.

sharing Dr Aqua Dwipayana dan Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi

Dr Aqua Dwipayana menjadi pembicara dalam sesi sharing bersama Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi di Banyuwangi (Foto: Dok.)

Dr Aqua Dwipayana menyoroti pentingnya teknologi digital dalam mendukung pelestarian budaya. “Teknologi adalah jembatan untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Gunakan media sosial untuk mempromosikan seni tari, musik, dan kuliner Osing. Buatlah konten kreatif yang bisa menarik perhatian generasi muda,” sarannya.

Pria ramah ini juga mendorong Komunitas Osing untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah, sektor swasta, dan komunitas lain guna meningkatkan daya saing budaya Osing.

“Kita tidak bisa bergerak sendiri. Perlu ada dukungan dari berbagai pihak agar program pelestarian ini berjalan maksimal,” tambah pehobi silaturahim ini.

Komunitas Osing Sebagai Wadah Berbagi Visi dan Pelopor Inovasi Budaya

Saat membuka sesi, Dr Aqua Dwipayana menekankan pentingnya peran komunitas dalam masyarakat modern, khususnya dalam melestarikan tradisi dan budaya yang menjadi identitas suatu daerah.

Ia menjelaskan bahwa komunitas bukan sekadar perkumpulan orang, melainkan sebuah wadah untuk berbagi visi, misi, dan energi positif.“Komunitas bukan hanya sekadar perkumpulan, melainkan sebuah wadah untuk berbagi visi, misi, dan energi positif.

Komunitas memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan mengembangkan adat serta tradisi, seperti yang dilakukan oleh Komunitas Osing ini,” ujarnya.

Dr Aqua Dwipayana dan Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi

Dr Aqua Dwipayana dorong Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi jadi pelopor inovasi budaya (Foto: Dok.)

Sebagai mantan wartawan yang telah berpengalaman di berbagai media besar, Dr Aqua memberikan apresiasi tinggi kepada para anggota Komunitas Osing yang telah berkontribusi aktif dalam melestarikan budaya Osing.
Menurutnya, di tengah derasnya arus globalisasi, eksistensi komunitas seperti ini sangat penting untuk menjaga agar budaya lokal tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang.

Dr Aqua juga menjelaskan bahwa bergabung dalam komunitas tidak hanya memberi manfaat bagi individu, tetapi juga berdampak luas bagi masyarakat.

Dalam komunitas, anggota dapat mengembangkan diri melalui proses belajar dan bertukar ide, saling menginspirasi untuk berkembang bersama. Kolaborasi antaranggota pun terbuka lebar, di mana mereka dapat bekerja sama untuk mewujudkan berbagai program yang mendukung tujuan bersama.

Selain itu, komunitas juga berperan penting dalam pelestarian identitas budaya, seperti yang terlihat dalam peran Komunitas Osing yang menjaga tradisi seni tari, musik, upacara adat, dan kuliner tradisional.

Dr Aqua juga menyoroti pentingnya jaringan sosial yang kuat yang dapat diperoleh melalui komunitas, yang memungkinkan anggotanya memperluas koneksi di tingkat lokal maupun nasional.

“Ketika komunitas berjalan dengan visi yang jelas dan didorong oleh semangat kebersamaan, maka berbagai dampak positif akan tercipta, tidak hanya bagi anggota, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan,” tuturnya.

Dalam sesi tersebut, Dr Aqua juga membagikan kisah-kisah inspiratif tentang komunitas-komunitas lain yang telah berhasil mendorong perubahan sosial dan pelestarian budaya di berbagai daerah.

pelopor inovasi budaya

Sesi tanya jawab Dr Aqua Dwipayana bersama Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (Foto: Dok.)

Ia mengajak para anggota Komunitas Osing untuk terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana untuk mempromosikan budaya.

“Saya melihat potensi besar pada Komunitas Osing ini. Dengan semangat yang ada, mari kita manfaatkan media sosial dan teknologi untuk mengenalkan budaya Osing ke tingkat nasional bahkan internasional. Jangan takut untuk beradaptasi dengan perubahan zaman,” tegasnya.

Saling Menutupi Kekurangan Demi Keharmonisan Komunitas

Untuk menjaga keharmonisan dan kenyamanan dalam komunitas, Dr Aqua Dwipayana mengingatkan agar setiap pengurus dan anggota saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Ia menekankan bahwa sikap superior sebaiknya dihindari karena bisa merusak suasana.

“Pengalaman selama ini, kondisi di komunitas tidak kondusif salah satu penyebabnya karena ada pengurus atau anggota yang merasa lebih dari yang lain. Seperti lebih cerdas, lebih pintar, lebih berpengalaman, dan lain-lain,” ujar motivator yang sudah berpengalaman ini.

Dr Aqua menjelaskan bahwa sering kali, orang yang bersikap superior sebenarnya sedang menutupi kekurangannya sendiri. Mereka menunjukkan sikap tersebut sebagai kompensasi atas kelemahan yang mereka rasakan.
Jika ada yang bersikap seperti itu, kata Dr Aqua, dampaknya bisa sangat merugikan. Pengurus dan anggota akan merasa tidak nyaman, dan hal ini bisa menjadi masalah yang lebih besar.

“Ini seperti duri dalam daging,” katanya.

Dr Aqua juga menekankan pentingnya sikap saling mengingatkan dalam komunitas. Jika ada anggota yang menunjukkan sikap superior, pengurus atau anggota lainnya harus berani untuk mengingatkan, tetapi dengan cara yang sopan dan penuh etika, agar tidak menyinggung perasaan orang tersebut.

“Selain itu mengingatkannya jangan di depan banyak orang, sebab dapat menimbulkan masalah baru. Sampaikan dari hati ke hati dalam suasana yang menyenangkan, sehingga ada perubahan yang signifikan sesuai harapan,” pesan Dr Aqua Dwipayana.

Dr Aqua Menitipkan Pesan Agar Tak Mencari Keuntungan Sendiri

Selanjutnya, Dr Aqua Dwipayana mengingatkan agar semua anggota dan pengurus komunitas memiliki niat yang tulus dan tidak mencari keuntungan pribadi.

Komunitas yang maju memerlukan pengorbanan dari setiap anggotanya, baik itu berupa waktu, tenaga, pikiran, maupun materi.

“Jangan pernah berniat apalagi bertindak mencari keuntungan di komunitas, sebab bakal kecewa karena tidak akan terwujud,” tegasnya.

pelopor inovasi budaya

Foto bersama Dr Aqua Dwipayana dengan anggota Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (Foto: Dok.)

Ia menambahkan bahwa pengorbanan itu harus dimulai dari ketua komunitas, yang harus menjadi teladan bagi pengurus dan anggota lainnya.

“Pengorbanan itu harus dimulai dari ketua. Menjadi teladan bagi seluruh pengurus dan semua anggotanya. Dengan bersikap seperti itu, mereka dapat mengikutinya,” kata Dr Aqua.

Sebagai contoh, Dr Aqua mengangkat Ir. Wowok Meirianto, MT, Ketua Kopat, yang menurutnya menunjukkan teladan nyata dalam berkomunitas.

Wowok, yang merupakan mantan pejabat di perusahaan minyak Chevron dan mapan secara ekonomi, tidak hanya berbicara soal pengorbanan, tetapi juga melakukannya secara nyata.

Salah satu contoh adalah acara Sharing Komunikasi dan Motivasi yang diinisiasi oleh Wowok atas nama Kopat.
“Pria ramah yang jago teknologi informasi itu tidak hanya menginisiasi tapi juga menyiapkan tempat acara dan perangkatnya serta aneka makanan dan minuman. Semuanya dari uang pribadi Wowok. Keluarganya sangat mendukung. Apalagi buat pelestarian budaya Osing yang merupakan kebanggaan Kabupaten Banyuwangi,” ungkap Dr Aqua.

Dr Aqua menegaskan bahwa teladan Wowok dalam berkorban untuk komunitas sangat patut dicontoh.
“Jadi contohlah Mas Wowok yang telah menunjukkan secara nyata keteladanan dalam berkomunitas. Beliau tidak hanya beretorika, tapi langsung dengan ikhlas berkorban dan tidak pernah hitung-hitungan,” ujarnya.

Semangat Tinggi dalam Pelestarian Budaya Osing oleh Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi

Ketua Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (KOPAT), Ir. Wowok Meirianto, MT, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas kehadiran dan motivasi yang diberikan oleh Dr Aqua Dwipayana.

“Kami sangat bersyukur dan terinspirasi dengan apa yang disampaikan. Ini menjadi pengingat bagi kami untuk terus menjaga budaya Osing dan meningkatkan kolaborasi di antara anggota komunitas,” ujarnya dengan penuh semangat.

Pada sesi interaktif, para anggota komunitas tampak antusias berbagi pengalaman dan bertanya langsung kepada Dr Aqua Dwipayana tentang cara memperkuat organisasi mereka.

Dr Aqua Dwipayana dan Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi

Dr Aqua Dwipayana mendapatkan cenderamata dari Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (Foto: Dok.)

Suasana menjadi hangat dan penuh semangat, mencerminkan komitmen tinggi dari seluruh peserta untuk terus menjalankan misi pelestarian budaya Osing.

Kegiatan ini diharapkan dapat membuat Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi semakin solid, sehingga mampu mengemban tugas besar untuk melestarikan warisan budaya Banyuwangi, yang tidak hanya membanggakan masyarakat lokal, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lainnya.

Begitu besar antusiasme para peserta, sehingga sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi tersebut berlangsung lebih dari tiga jam.

Ketika acara ditutup, banyak peserta yang masih enggan meninggalkan tempat. Beberapa di antaranya bahkan mengajak Dr Aqua Dwipayana untuk berfoto bersama sebagai kenang-kenangan.

Tari Jejer Gandrung Sebagai Pembuka Acara

Acara tersebut dimulai dengan penampilan Tari Jejer Gandrung yang dibawakan oleh dua penari putri.
Tari ini diiringi dengan musik tradisional Banyuwangi yang khas, yang terdiri dari biola, kluncing (triangle), kendhang, kethuk, dan kempul (gong), masing-masing memiliki fungsi yang saling melengkapi.

Yang menarik, seluruh penari dan musisi yang terlibat dalam penampilan tersebut adalah karyawan Waroeng Kemarang, restoran milik Wowok. Mereka sengaja dilatih untuk menghibur para pengunjung restoran dan sering tampil di luar, mendapatkan apresiasi dari penonton.

“Saya sengaja memfasilitasi mereka untuk mendalami musik tradisional Banyuwangi. Tujuannya selain melestarikannya, juga untuk menghibur masyarakat,” kata Wowok menjelaskan inisiatifnya.

Diskusi Tentang Pengelolaan Komunitas

Setelah makan malam bersama, Wowok memulai sesi dengan menjelaskan tentang pentingnya pengelolaan komunitas yang baik. Ia berbagi pengalamannya memimpin Kopat dan memberi saran agar komunitas memiliki badan hukum yang jelas, sehingga mempermudah dalam beraktivitas dan mencari sponsor.

“Sebaiknya diurus badan hukumnya agar gampang jika mau beraktivitas, termasuk mencari sponsor. Saya siap membantu kalau ada yang membutuhkannya, termasuk dalam pengurusannya,” ujarnya.

Dr Aqua Dwipayana dan Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi

Dr Aqua Dwipayana mendengarkan penuturan dari anggota Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (Foto: Dok.)

Selain pengurus dan anggota Komunitas Osing, acara ini juga dihadiri oleh berbagai organisasi dan komunitas lainnya, seperti Masyarakat Adat Nusantara (Matra), Gesah Boso Osing Tulen (GBOT), Konco Sehat Selawase (Kolase), Relawan Aura Lentera, Boso Osing Banyuwangi (BOB), Dewan Kesenian Blambangan (DKB), Forum Perupa Banyuwangi (FPB), Generasi Tawang Alun (Genta), Barisan Kekuatan Pemuda (Barakuda), Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), dan Omahseum. Total peserta yang hadir mencapai 100 orang, menunjukkan besarnya dukungan terhadap pelestarian budaya Osing.

Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (Kopat)

Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi, atau KOPAT, dibentuk oleh sekelompok tokoh yang sangat mencintai adat dan budaya Osing.

Anggotanya terdiri dari budayawan, seniman, pemerhati, dan pecinta tradisi Osing. Tujuan utama mereka adalah melestarikan adat dan tradisi Osing Banyuwangi secara bersama-sama.

KOPAT didirikan pada Selasa, 13 Oktober 2020, di Dukuh, Desa Glagah, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Sejak berdiri, komunitas ini terus bergerak aktif untuk memelihara dan melestarikan seni, budaya, serta adat istiadat masyarakat Osing.

Pimpinan: Ir Wowok Meirianto, MT (Ketua Kopat Banyuwangi).

Editor: Imam Abu Hanifah

You may also like

Haimalang.com adalah sebuah platform media online dengan konten lokal Malang. Haimalang berisi artikel Wisata, Pendidikan, Teknologi dan Berita Terkini Terkait Malang Raya.

2024 Haimalang.com– All Right Reserved.