HaiMalang.com – Hujan deras yang mengguyur Malang raya pada Kamis (28/11) menyebabkan banjir di Malang Selatan. Tercatat ada delapan kecamatan di Kabupaten Malang yang terdampak.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, daerah terdampak meliputi Kecamatan Bantur, Pagak, Sumbermanjing Wetan, Sumbermanjing Kulon, Gedangan, Kalipare, Donomulyo, dan Sitiarjo.
Banjir di Malang Selatan, Ratusan Orang Terdampak, 1 Orang Meninggal
Kondisi di beberapa kecamatan terdampak banjir beragam. Salah satunya di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, dimana luapan air sungai menggenangi 29 rumah warga dan 115 orang terdampak.
Sementara itu, di Desa Sitiarjo, banjir setinggi 30 cm menutup akses jalan Malang-Sumbermanjing Wetan dan merendam satu rumah warga.
Genangan ini dipicu oleh luapan anak Sungai Panguluran serta tersumbatnya saluran irigasi dan drainase.
Di Kampung Raas, Desa Tambakrejo, dan Sitiarjo, sebanyak 39 rumah nelayan Sendangbiru tergenang air. Meski demikian, ketinggian air mulai surut pada Jumat pagi.
Kecamatan Bantur menjadi salah satu wilayah terdampak parah. Puluhan rumah tergenang air setinggi 50 cm, termasuk 27 rumah di sekitar Jalan Raya Bantur yang turut terdampak longsor sepanjang 7 meter dengan kedalaman 10 meter.
Beberapa fasilitas umum, seperti halaman SMPN 1 Bantur, kantor kecamatan, dan pipa PDAM, juga rusak akibat banjir.
Di Desa Rejoyoso, fondasi jembatan penghubung antara Dusun Balong dan Dusun Wotgalih tergerus sejauh 30-40 meter.
Di Kecamatan Pagak, luapan air sungai setinggi pinggang orang dewasa merendam 17 rumah warga di Dusun Krajan, Desa Sumbermanjing Kulon, dan berdampak pada 108 orang. Sementara itu, di Kecamatan Donomulyo, beberapa bangunan dilaporkan terseret arus.
Tragisnya, satu korban jiwa bernama Alif Saifudin (25), warga Dusun Sumberlele, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, ditemukan meninggal dunia setelah terseret banjir.
Riset Ungkap Penyebab Banjir di Malang Selatan Akibat Morfologi Kawasan
Menurut Irfan Helmi Pradana, peneliti Universitas Negeri Malang (UM) yang menganalisis banjir di Kabupaten Malang dalam Jurnal Georafflesia (2020), menyebutkan penyebab utama banjir di Malang Selatan adalah kondisi morfologi berupa cekungan yang dikelilingi tebing karst curam.
Hal ini diperburuk oleh penyempitan aliran sungai di bagian hulu (bottleneck outlet) di wilayah pesisir.
Bencana banjir di Malang Selatan bukanlah hal baru. Data BPBD Kabupaten Malang, Kesbangpol dan Linmas Kab. Malang yang ditabulasi oleh Irfan menunjukkan, peristiwa serupa pernah terjadi pada 14 November 2003, mengakibatkan kerusakan parah pada 192 rumah, gagal panen, dan tiga korban meninggal dunia.
Hingga kini, Tim BPBD Kabupaten Malang bersama instansi terkait saat ini terus melakukan evakuasi dan pendistribusian bantuan bagi warga terdampak. Termasuk mengkaji tata kelola drainase dan penataan sungai guna mencegah banjir serupa di masa mendatang.
Writer: Imam
Editor: Imam Abu Hanifah