HaiMalang.com – Harga bahan pokok di Kota Malang jelang Ramadan 2025 terpantau mulai merangkak naik. Menanggapi tren kenaikan harga ini, Pemerintah Kota Malang segera mengambil langkah antisipatif.
Usai apel perdana pada Senin (24/2/2025) pagi, Ali Muthohirin, Wakil Walikota Malang, mengungkapkan bahwa pihaknya segera membahas kesiapan Kota Malang dalam menghadapi bulan suci, termasuk kemungkinan inflasi dan ketersediaan bahan pokok.
“Pak Wali sudah menginstruksikan untuk memastikan kesiapan Kota Malang menyambut bulan suci,” ujarnya pada media.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, beberapa komoditas menunjukkan lonjakan harga yang cukup signifikan.
Kenaikan terbesar terjadi pada cabai rawit merah yang naik Rp6.697 (10,29%) menjadi Rp71.784 per kilogram. Selain itu, cabai merah keriting naik Rp1.303 (3,08%) menjadi Rp43.568 per kilogram, dan cabai merah besar naik Rp1.168 (2,59%) menjadi Rp46.350 per kilogram.
Tak hanya itu, bawang merah juga mengalami kenaikan sebesar Rp2.185 (7,94%) menjadi Rp29.693 per kilogram. Harga daging ayam ras di Kota Malang juga terpantau naik Rp247 (0,72%) menjadi Rp34.622 per kilogram.
Suasana belanja di Pasar Oro-Oro Dowo Kota Malang (Foto: Imam)
Sedangkan telur ayam ras naik Rp259 (0,93%) menjadi Rp28.108 per kilogram. Data dari Pemkot Malang juga menunjukkan bahwa harga daging sapi mengalami lonjakan signifikan dari Rp93.632 per kilogram pada 21 Februari menjadi Rp120.000 per kilogram pada 24 Februari.
Dengan kenaikan harga tersebut, Pemkot Malang tengah berupaya menjaga stabilitas ekonomi di tengah meningkatnya permintaan menjelang Ramadan.
Ali menambahkan bahwa pada siang ini dirinya bersama Sekretaris Daerah (Sekda) akan mengadakan pembahasan khusus terkait inflasi dan stok bahan pokok guna mengantisipasi lonjakan harga yang lebih tinggi.
Langkah ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat serta menjamin ketersediaan bahan pangan selama Ramadan. Masyarakat pun diharapkan tetap tenang dan tidak melakukan panic buying.
Writer: Imam Abu Hanifah
Editor: Imam