HaiMalang.com – Mengenali ciri-ciri pohon rawan tumbang menjadi penting ditengah cuaca ekstrem seperti angin kencang dan hujan deras.
Salah satu bukti ancaman serius dari pohon tumbang ini terjadi pada Insiden pohon tumbang di Kota Malang, Jumat (29/11/2024) malam. Inisiden di Jalan Raya Karanglo ini mengakibatkan dua korban meninggal dunia akibat tertimpa pohon asam tua.
Dari riset HaiMalang, sejak awal tahun 2024, sejumlah insiden pohon tumbang lainnya telah terjadi di berbagai lokasi di Malang. Diantaranya yakni insiden pohon tumbang pada 12-13 Maret 2024. Cuaca angin kencang kala itu menyebabkan 27 pohon tumbang di Kota Malang, 11 di Kota Batu, dan satu di Kabupaten Malang
Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri pohon yang berpotensi tumbang sangat penting, khususnya untuk mencegah kecelakaan.
Ciri-Ciri Pohon Rawan Tumbang
-
Cabang Rapuh dan Daun Menguning
Pohon yang berpotensi tumbang biasanya memiliki cabang yang rapuh. Anda bisa mengenali cabang yang rapuh dari perubahan warnanya yang menjadi kecoklatan serta daun yang menguning.
Cabang seperti ini sering kali tidak dapat menopang beban dan dapat patah, terutama saat terpapar angin kencang atau hujan lebat.
-
Batang Berongga atau Berlubang
Batang pohon yang berongga atau berlubang adalah indikasi penting bahwa pohon tersebut mungkin sudah tua atau sedang mengalami infeksi penyakit.
Kerusakan pada batang, baik kecil maupun besar, membuat pohon lebih rentan terhadap tekanan eksternal, seperti angin kencang, sehingga meningkatkan risiko tumbang.
-
Pohon mulai berjamur
Jamur yang tumbuh pada batang, cabang, atau akar pohon menandakan adanya pembusukan. Jamur ini dapat berkembang akibat serangan hama atau kondisi pohon yang buruk.
Kehadiran jamur pada pohon adalah tanda bahwa pohon tersebut sedang dalam kondisi tidak sehat dan lebih rentan tumbang.
-
Daun Dekat Batang Gugur
Pohon yang mengalami masalah kesehatan sering kali menunjukkan gejala berupa gugurnya daun di sekitar batang utama lebih awal daripada daun di bagian lain.
Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa pohon tersebut sedang diserang penyakit atau mengalami stress yang dapat mempengaruhi kestabilannya.
-
Kondisi Pohon Miring
Pohon yang tampak miring atau tidak tegak dapat mengindikasikan bahwa akar pohon sudah lemah atau tanah di sekitarnya terlalu basah. Pohon yang tidak tegak ini lebih rentan terhadap tumbang, apalagi jika cuaca sedang buruk.
Faktor yang Mempengaruhi Risiko Pohon Tumbang
-
Usia Pohon
Pohon yang sudah berusia tua cenderung memiliki struktur yang lebih lemah. Batangnya bisa menjadi keropos dan rentan terhadap kerusakan akibat hama atau penyakit.
Oleh karena itu, pohon tua dengan kerusakan lebih dari 50% harus segera ditebang karena sangat rawan tumbang, terutama saat cuaca ekstrem.
-
Kondisi Kesehatan Pohon
Pohon yang tidak sehat, baik karena faktor penyakit maupun kekurangan nutrisi, akan lebih mudah tumbang. Ciri-ciri seperti kulit luar yang pecah-pecah, batang berongga, dan adanya jamur pada bagian pohon menunjukkan bahwa pohon tersebut dalam kondisi kritis.
-
Lingkungan dan Cuaca
Faktor lingkungan juga berperan penting. Pohon yang tumbuh di tanah jenuh air atau berada di area dengan curah hujan tinggi serta angin kencang memiliki risiko lebih tinggi untuk tumbang.
Oleh karena itu, identifikasi dini terhadap pohon yang terpapar cuaca buruk sangat penting sesuai dengan kondisi di masing-masing wilayah.
Penanganan Pohon Tumbang Hasil Riset di Kebun Raya Purwodadi Malang
Menurut riset yang dilakukan oleh Linda Wige Ningrum di Kebun Raya Purwodadi, ada beberapa kategori pohon yang perlu diperhatikan dan segera dipotong jika berisiko tinggi untuk tumbang. Beberapa tanda bahwa pohon harus segera dipotong antara lain:
- Pohon sudah kering, keropos, dan rapuh.
- Pohon sudah mati atau kondisi batangnya berlubang besar.
- Pohon miring dengan posisi yang membahayakan warga atau lingkungan sekitar.
- Pohon terserang hama atau penyakit yang membuatnya kritis.
- Pohon terlalu lebat hingga menghalangi pertumbuhan tanaman lain.
Melalui pemahaman dan deteksi dini ciri-ciri pohon rawan tumbang, masyarakat dapat meminimalisir risiko kecelakaan dan kerusakan yang lebih besar.
Writer: Imam
Editor: Imam Abu Hanifah
