BOGOR, HaiMalang.com – Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana, mengungkapkan bahwa dirinya penuh rasa syukur atas rezeki Allah SWT setelah melalui perjalanan hidupnya sebagai “orang merdeka” selama hampir dua dekade, tepatnya 19 tahun.
Selama periode tersebut, ia bebas mengatur waktunya, bersilaturahim, serta berkeliling negeri untuk berbagi ilmu dalam bidang komunikasi dan motivasi. Kini, 95 persen dari waktunya ia dedikasikan untuk kegiatan sosial, yang membuatnya semakin bersyukur.
“Pada 1 Oktober 2024, genap 19 tahun saya menjadi orang yang mandiri. Tidak ada atasan kecuali Allah SWT. Saya sangat bersyukur dan menikmati pilihan hidup ini. Keputusan yang sangat tepat,” ujar Dr Aqua.
Pria kelahiran Kota Padang, Sumatera Barat ini mengenang, hari terakhirnya bekerja sebagai karyawan adalah pada Jumat, 30 September 2005, di Semen Cibinong, setelah hampir 10 tahun berkarier di perusahaan tersebut.
Setelah diakuisisi oleh perusahaan besar asal Swiss, Semen Cibinong berubah nama menjadi Holcim Indonesia, dan kini dikenal sebagai Solusi Bangun Indonesia di bawah Semen Indonesia.
Semen Cibinong adalah tempat terakhir Dr Aqua bekerja sebelum memutuskan untuk mandiri. Sebelumnya, ia memulai karier pada 27 Desember 1988 sebagai wartawan di Harian Suara Indonesia, yang merupakan bagian dari Jawa Pos.
Saat itu, ia juga menjalani kuliah semester pertama di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.
“Saya memilih kuliah sambil bekerja untuk membiayai hidup sehari-hari dan biaya kuliah. Selama 17 tahun menjadi karyawan di sembilan perusahaan berbeda dan 19 tahun sebagai pekerja mandiri, saya banyak belajar dan mendapatkan pengalaman berharga. Semua pengalaman itu sangat bermanfaat,” ungkapnya.
Dr Aqua Dwipayana bersama dua sahabat karibnya, Mayjen TNI Purn Jaswandi (kiri) dan Mayjen TNI Purn Juwondo (kanan).
Salah satu momen yang diingatnya adalah ketika hendak berhenti bekerja, beberapa temannya selalu menunjukkan empati sambil memberi peringatan. Mereka berkata, “Aqua, kalau kamu berhenti jadi karyawan, tidak ada yang akan menghargaimu.”
Menanggapi hal tersebut, Dr Aqua dengan tegas mengatakan, “Saya tidak masalah jika tidak dihargai oleh manusia. Yang terpenting adalah penghargaan dari Allah SWT. Itu yang paling hakiki bagi saya.”
Dr Aqua meyakini bahwa seseorang dihargai bukan karena jabatan, pangkat, atau kekayaan, melainkan karena kemampuan untuk menghargai diri sendiri dan orang lain secara universal.
“Selama 35 tahun, bahkan sejak sekolah, saya sudah merasakan hal ini. Itulah sebabnya saya tidak pernah merasa khawatir ketika memutuskan berhenti bekerja dan memilih jalur mandiri. Saya yakin, dengan Allah SWT di sisi saya, rezeki dan pertolongan akan datang tepat pada waktunya,” ujar ayah dua anak ini dengan penuh keyakinan.
Lebih lanjut, Dr Aqua menegaskan pentingnya menjaga tiga hal secara konsisten, yaitu hati yang bersih, komunikasi yang baik dengan semua orang, dan selalu berpikir positif.
Jangan hanya melihat sosok Dr Aqua Dwipayana sekarang yang telah sukses dan mandiri. Ia berasal dari keluarga sederhana, dengan perjuangan keras dan ketekunan yang luar biasa.
Ia berhasil menyelesaikan kuliah S1 di Universitas Muhammadiyah Malang sambil bekerja sebagai wartawan di berbagai media.
Pengalaman hidup yang keras membuat Dr Aqua berbeda dari kebanyakan orang sukses. Ia selalu ingat masa lalunya yang penuh perjuangan dan kesulitan, sehingga ia tidak pernah menjadi sombong.
Sebaliknya, ia selalu berusaha membantu sesama, bukan hanya dengan uang, tetapi juga dengan berbagai fasilitas dan bantuan lain.
Selain itu, Dr Aqua sering memberikan hadiah berupa perjalanan umroh, impian banyak umat muslim, kepada ratusan orang, baik di dalam maupun luar negeri.
Dr Aqua Dwipayana Bersyukur Kualitas Hidup Semakin Baik
Apa yang dulu dikatakan oleh teman-teman yang mencoba mencegah Dr Aqua Dwipayana untuk berhenti bekerja, kini terbukti keliru.
Dengan keyakinan, tekad, dan perjuangannya, Dr Aqua telah membuktikan bahwa “kemerdekaan” sejati bisa diraih.
Selama 19 tahun, dengan Allah SWT sebagai satu-satunya atasan, kualitas hidup Dr Aqua jauh lebih baik dibandingkan ketika ia masih bekerja sebagai karyawan.
“Saya bisa melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar S3, semuanya dalam bidang Ilmu Komunikasi. Selain itu, rezeki materi pun terus mengalir tanpa henti. Saya tidak pernah merasa kekurangan, malah sering lebih sehingga bisa berbagi dengan yang membutuhkan. Bagi saya, rezeki itu bukan hanya soal materi. Itu hanya sebagian kecil saja dari rezeki,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.
Yang paling utama, menurut pria dengan jaringan pertemanan yang sangat luas ini, adalah rezeki berupa kesehatan. Selama pandemi Covid-19 pada 2020 dan 2021, ia dan keluarganya diberikan kesehatan yang prima oleh Allah SWT.
“Selama masa pandemi, aktivitas saya justru meningkat. Banyak orang membutuhkan motivasi, terutama mereka yang kehilangan pekerjaan atau yang usahanya terdampak. Saya berusaha hadir di tengah-tengah mereka,” tutur penulis buku super best seller, Trilogi The Power of Silaturahim.
Dr Aqua Dwipayana bersama teman akrabnya, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksdya TNI Erwin Slamet Aldedharma.
Dr Aqua juga merasa sangat bersyukur karena memiliki banyak teman baik di dalam maupun luar negeri, yang jumlahnya terus bertambah seiring waktu.
Kualitas pertemanannya juga semakin erat, dan banyak dari mereka siap membantu kapan pun ia memerlukan bantuan.
Kepercayaan dan amanah dari berbagai pihak juga merupakan salah satu bentuk rezeki yang ia syukuri.
Sudah ratusan perusahaan dan institusi yang mempercayainya untuk berbagi ilmu dalam Sharing Komunikasi dan Motivasi, maupun sebagai konsultan komunikasi.
Adapun rezeki materi, menurut Dr Aqua, bersifat relatif. Banyak atau sedikitnya tergantung pada rasa syukur seseorang.
“Mereka yang bersyukur akan selalu merasa cukup, bahkan lebih, dengan apa pun yang mereka terima. Sebaliknya, mereka yang tidak bersyukur akan selalu merasa kurang, dan hidupnya tidak tenang,” tuturnya.
Yang menarik, menurutnya, semua rezeki adalah titipan dari Tuhan YME, yang setiap saat bisa diambil kembali. Orang yang menerima titipan tersebut harus mempertanggungjawabkannya dengan baik.
Dedikasi Dr Aqua Dwipayana Memotivasi Lebih dari Dua Juta Orang
“Alhamdulillah, hingga kini saya telah memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada lebih dari dua juta orang. Kegiatan ini saya lakukan di 38 provinsi di Indonesia dan berbagai negara lain, dengan ribuan sesi,” ungkap Dr Aqua bersyukur.
Peserta dari sesi-sesi tersebut sangat beragam, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Materi yang diberikan juga disesuaikan dengan kebutuhan mereka, dengan fokus utama pada komunikasi, sesuai dengan keahlian Dr Aqua.
Menurutnya, komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan. Banyak orang, termasuk mereka yang berpendidikan tinggi atau memiliki jabatan penting, masih sering mengalami masalah komunikasi, yang berdampak pada kehidupan pribadi maupun hubungan dengan orang lain.
Dr Aqua menegaskan, ia akan berhenti berkarya dan bersilaturahmi jika Allah SWT telah memutuskan demikian. Hingga saat itu tiba, semua yang telah ia lakukan akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT, Sang Pemilik Segalanya.
Dr Aqua Dwipayana saat Sharing Komunikasi dan Motivasi di lingkungan TNI dan Polri di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
“Selama 19 tahun menjadi orang yang bebas dan mandiri, Allah SWT telah melimpahkan banyak rezeki kepada saya dan keluarga. Semua itu saya syukuri dan nikmati. Alhamdulillah, semoga dengan ridho Allah SWT, saya bisa terus berkarya dan memberikan manfaat bagi sesama yang membutuhkannya. Aamiin ya robbal aalamiin…,” tutup Dr Aqua penuh rasa syukur.
Perjalanan hidup Dr Aqua Dwipayana mengajarkan bahwa tidak ada kenikmatan yang datang secara kebetulan. Kesuksesan selalu merupakan hasil dari perjuangan.
Hal ini telah dibuktikan oleh Dr Aqua, yang kini menjadi aset nasional sebagai motivator andal yang mencurahkan sebagian besar hidupnya untuk kemajuan umat.
Tekad Kuat dan Keberanian
Bagi banyak orang, kehilangan pekerjaan di usia produktif dianggap sebagai musibah besar. Kehilangan penghasilan dapat berdampak serius pada kondisi ekonomi, sosial, hingga psikologis seseorang.
Oleh karena itu, memutuskan untuk berhenti bekerja ketika karier sedang naik daun, yang berarti melepaskan sumber penghidupan yang stabil, kerap dianggap sebagai keputusan yang nekat dan terlalu berani. Banyak yang mungkin mengira orang tersebut “gila” atau setidaknya terlalu berspekulasi.
Namun, prinsip kehati-hatian ini tidak berlaku bagi Dr Aqua Dwipayana. Dengan jaringan pertemanan yang luas, pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, ini secara sadar memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan “formal” di perusahaan yang penuh dengan struktur dan aturan. Keputusan besar itu ia buat 19 tahun lalu dengan penuh keyakinan.
Pada 30 September 2005, Dr Aqua memilih untuk tidak lagi terikat pada aturan perusahaan atau tunduk pada perintah atasan.
Selama hampir dua dekade, doktor lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran ini menikmati hidupnya sebagai orang yang “merdeka” dan bebas. Kini, atasan satu-satunya hanyalah Allah SWT, dan ia sangat mensyukuri keputusan tersebut.
Dengan kebebasan itu, Dr Aqua bisa melakukan apa saja tanpa ada yang menghalangi. Setiap kegiatannya dijalankan sesuai nurani.
Keadaan ini sangat berbeda dari ketika ia masih menjadi karyawan yang terikat jam kerja dan harus memenuhi berbagai kewajiban perusahaan.
Setelah berhenti bekerja, pria yang gemar membantu orang lain ini merasa kehidupannya jauh lebih baik dari berbagai aspek. Ia bertekad untuk tetap mandiri hingga akhir hayat.
Dr Aqua sangat bersyukur telah berani meninggalkan “zona nyaman” meskipun kariernya saat itu sedang cemerlang di perusahaan besar. Ia sama sekali tidak ragu mengambil keputusan tersebut.
Setelah menjalani hidup mandiri, pria yang selalu aktif memperluas jaringan pertemanannya ini bahkan menyesal mengapa ia tidak mengambil langkah ini lebih awal. Padahal, ia telah menghabiskan sekitar 17 tahun bekerja di beberapa perusahaan besar di Indonesia.
Kini, Dr Aqua Dwipayana dikenal sebagai Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional yang telah memotivasi lebih dari dua juta orang. Ia terus berkeliling Nusantara dan mancanegara untuk menyampaikan materi Sharing Komunikasi dan Motivasi.
Setelah mengabdi selama sepuluh tahun di salah satu perusahaan besar nasional, pada 30 September 2005, Dr Aqua memutuskan untuk berhenti bekerja.
“Saya ingin menjadi orang yang benar-benar ‘merdeka’, menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya atasan,” ujarnya.
Pilihan ini ternyata tepat. Keyakinannya untuk hanya tunduk kepada Allah SWT telah mengubah jalan hidupnya. Kini, ia menjadi seorang motivator dan konsultan komunikasi yang dihormati.
Ratusan instansi, baik pemerintah, swasta, maupun perorangan, telah menggunakan jasanya. Jutaan orang telah mendengarkan materi yang ia sampaikan dalam sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi.
Berbagai lembaga, termasuk BUMN, TNI, Polri, dan perusahaan swasta, sering kali mendatangkan Dr Aqua untuk berbagi ilmu komunikasi dan motivasi. Tarifnya mencapai Rp 70 juta untuk dua jam, dan harus dibayar dua hari sebelumnya. Itu belum termasuk biaya tiket pesawat kelas bisnis dan akomodasi di hotel bintang lima. Namun, khusus untuk anggota TNI dan Polri, ia memberikan layanan ini secara gratis. “Saya akan datang sendiri tanpa perlu disediakan tiket. Ini adalah komitmen saya,” ungkap Dr Aqua.
Sebagai penggerak silaturahim, penulis buku super best seller The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi ini telah memberangkatkan lebih dari 165 orang untuk umroh secara gratis.
Biaya umroh tersebut berasal dari penjualan buku-bukunya yang laris serta honor sebagai pembicara. Program umroh gratis The Power of Silaturahim (POS) ini semakin berkembang dengan munculnya banyak donatur baru, meski Dr Aqua tetap menjadi donatur utama program tersebut.
Editor: Imam Abu Hanifah