MALANG, HaiMalang.com – Naiknya jumlah wisatawan menjadi berkah tersendiri bagi hotel berbintang di Malang. Berdasarkan data pariwisata BPS Kota Malang, pada mulai Juni 2023 hingga Juni 2024, hotel berbintang mencatatkan tingkat penghunian kamar (TPK) diatas 50%. Bahkan pada Juni dan Juli mencatatkan TPK hingga 63 dan 64%.
Kondisi tersebut kontras dengan hotel non berbintang dengan TPK hanya sekitar 30%. Bahkan pada Juli 2024, hanya sebesar 28%.
Tingginya minat wisatawan tersebut diamini oleh General Manager Grand Mercure Malang Mirama, Sugito Adhi. Ia mengungkapkan tingkat okupansi hotelnya memang tinggi.
“Benar di Grand Mercure Malang Mirama juga high occupancy,” jelasnya.
Sugito mengungkapkan sebagian besar tamu wisatawan domestik dan sebagian mancanegara memang datang ke hotelnya untuk berbagai keperluan.
“Baik itu secara bisnis (Corporate & Government) 60% dan leisure 40% yang datang ke Kota Malang,” imbuhnya.
Sugito pun menjelaskan bahwa kondisi wisata di Malang memang telah beangsur pulih usai pandemi Covid 19 mewabah.
“Sudah, leisure atau FIT lebih tinggi daripada group,” tuturnya.
Saat pandemi, salah satu daerah yang jumlah wisatawannya menurun drastis adalah Kota Malang. Padahal kota yang telah lama dikenal sebagai jujugan para pelancong dengan puluhan destinasinya.
Lesunya sektor pariwisata di Malang saat Covid 19 terlihat dari turunnya jumlah wisatawan. Data BPS Kota Malang sejak 2020 menunjukkan bahwa total hanya ada 662.570 wisawatan. Jauh dibawah jumlah total wisatawan pada 2019 yang mencapai 5 juta wisatawan.
Namun tren positif ditunjukkan pada tahun 2022 dimana jumlah wisatawan mencapai 1,3 juta dan 1,1 juta pada 2023. Hal ini juga imbas dari penetapan berakhirnya pandemi oleh pemerintah sejak 21 Juni 2023 melalui Keppres No. 17 Tahun 2023.
Kembali bergairahnya pariwisata di Malang menjadi angin segar bagi dunia perhotelan. Terutama bagi hotel berbintang yang kini lebih banyak difavoritkan.
Dengan tingginya okupansi hotel berbintang dibanding hotel non bintang, Sugito Adhi mengungkapkan bahwa pilihan wisatawan memang tergantung dari bagaimana hotel menjual sisi unik dan kelebihan layanannya.
“Karena hotel berbintang memiliki masing – masing USP (Unique Selling Point) tersendiri. Selain itu dari segi service dan product yang memberikan pelayan standar hotel berbintang,” pungkasnya.
Untuk diketahui, hotel Grand Mercure Malang adalah hotel premium yang punya lokasi strategis karena berada di jalur utama kota Malang.
Salah satu hotel favorit wisatawan di Malang ini dikelilingi oleh pemandangan pegunungan yang memukau, pusat bisnis, dan destinasi wisata.
Hotel ini sangat cocok untuk kebutuhan bisnis maupun rekreasi. Menawarkan 264 kamar yang nyaman, termasuk 11 suite dan 2 suite presiden, hotel ini juga dilengkapi dengan 3 restoran, kafe kopi, sky lounge, grand ballroom, 6 ruang pertemuan utama, 4 ruang pertemuan tambahan, kolam renang, gym, fasilitas penyewaan sepeda, dan spa.
Dewangga, salah satu wisatawan yang pernah menginap di hotel Grand Mercure Malang Mirama mengungkapkan kesannya.
“Kamar bersih. Akses dekat dari pintu tol singosari. Sarapan lengkap dari English, American Indonesian Food dan tradisional khas Malang ada,” tulisnya.
Reporter: Imam Abu Hanifah