Home News Sederet Tantangan Menanti Walikota Malang Terpilih, Mulai Kemacetan hingga Tingginya Angka Pengangguran

Sederet Tantangan Menanti Walikota Malang Terpilih, Mulai Kemacetan hingga Tingginya Angka Pengangguran

by Imam Abu
0 comment

HaiMalang.com – Menjadi pemimpin daerah tentunya tak mudah dan penuh tantangan. Hal itu juga terjadi dalam perhelatan Pilkada Kota Malang. Sederet tantangan menanti Walikota Malang terpilih periode 2024-2029.

Tiga pasangan calon telah resmi mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang, yakni Mochamad Anton Dimyati Ayatullah, Wahyu Hidayat – Ali Muthohirin, dan Heri Cahyono – Ganis Rumpoko.

Siapapun yang terpilih dari ketiga paslon ini akan menghadapi sejumlah tantangan besar yang menanti di depan mata.
Permasalahan yang dihadapi oleh Walikota Malang terpilih sangat kompleks, mulai dari peningkatan kualitas pelayanan publik, penataan infrastruktur, tata kelola kota dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu isu utama yang harus ditangani adalah ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Malang. Dengan populasi sebanyak 7.453 jiwa per kilometer persegi, Kota Malang hanya memiliki RTH sebesar 5%, jauh di bawah Jakarta dan Bandung yang masing-masing memiliki RTH sebesar 10% meski dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi.

Minimnya RTH ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi walikota terpilih dalam menjaga keseimbangan ekologi di tengah laju urbanisasi yang pesat.

Selain itu, kemacetan lalu lintas juga menjadi persoalan yang sangat mendesak. Peningkatan jumlah kendaraan setiap tahun tidak diimbangi dengan kapasitas jalan yang memadai, menjadikan Kota Malang sebagai kota termacet keempat di Indonesia setelah Surabaya, Jakarta, dan Denpasar.

Pengendara di Malang diperkirakan kehilangan waktu sekitar 29 jam selama jam-jam sibuk setiap tahunnya, sebuah kerugian yang signifikan baik dari segi waktu maupun produktivitas.

Banjir menjadi tantangan lain yang harus dihadapi oleh Walikota Malang yang baru. Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur, Kota Malang telah mengalami lebih dari 700 kejadian banjir sejak 2019, dengan intensitas yang meningkat dalam lima tahun terakhir.

Banjir rutin terjadi setiap musim hujan, menyebabkan kerugian material dan mengganggu aktivitas sehari-hari warga.
Tidak kalah penting, kesejahteraan masyarakat juga harus menjadi prioritas. Salah satu indikator utama yang perlu mendapat perhatian adalah tingginya angka pengangguran.

Hingga akhir 2023, tercatat ada 31.286 orang yang masih menganggur di Kota Malang, meskipun angka ini menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 34.678 orang.

Jumlah pengangguran yang masih relatif tinggi ini menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi oleh walikota terpilih untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, siapapun yang akan terpilih sebagai Walikota Malang periode 2024-2029 dituntut untuk memiliki kepemimpinan yang matang, visioner, dan mampu menggerakkan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memecahkan masalah-masalah perkotaan yang kompleks ini.

Kota Malang menanti pemimpin yang tidak hanya mampu memimpin dengan bijaksana, tetapi juga bisa membawa perubahan nyata bagi kesejahteraan seluruh warganya.

Grounded Leadership Coaching dan Kebutuhan Pemimpin Visioner

Dalam menghadapi beragam tantangan yang menanti Walikota Malang terpilih periode 2024-2029, diperlukan sosok pemimpin yang tidak hanya mampu mengambil keputusan strategis, tetapi juga memiliki kedewasaan emosional dan pandangan visioner.

Untuk itulah, Grounded Leadership Coaching (GLC) hadir sebagai solusi yang relevan. Manfaat Grounded Leadership Coaching diungkapkan oleh Dr Imam Muhajirin Elfahmi SH, S.Pd, MM yang juga dikenal sebagai Grand Master Grounded Business Coaching Indonesia.

“Program GLC dirancang khusus untuk mengasah kemampuan kepemimpinan dengan pendekatan yang matang secara emosional, memastikan keseimbangan antara kepentingan individu dan tim, serta menekankan pentingnya keberlanjutan dalam setiap kebijakan yang diambil,” jelasnya.

Menurutnya, kebutuhan akan pemimpin yang berkesadaran diri dan visioner menjadi semakin krusial di tengah berbagai masalah yang dihadapi Kota Malang.

Pemimpin Kota Malang nantinya diharapkan memiliki kesadaran diri yang tinggi serta kemampuan untuk melihat gambaran besar dari setiap permasalahan yang ada.

Oleh karena itu, terdapat beberapa pilar-pilar yang diusung oleh Grounded Leadership Coaching, seperti kesadaran diri dan mindfulness, sangat penting bagi seorang pemimpin daerah.

Dengan kemampuan ini, seorang walikota akan lebih mampu membuat keputusan yang bijaksana dan tepat sasaran.
Keputusan-keputusan yang diambil tidak hanya akan berfokus pada penyelesaian masalah jangka pendek, tetapi juga dirancang untuk memberikan dampak positif jangka panjang bagi Kota Malang dan warganya.

“Program Grounded Leadership Coaching memberikan landasan bagi pemimpin untuk tidak hanya memecahkan masalah yang ada, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk masa depan Kota Malang,” pungkas Coach Fahmi.

Dengan pemimpin yang matang secara emosional dan visioner, diharapkan Kota Malang dapat tumbuh menjadi kota yang lebih sejahtera, berkelanjutan, dan berdaya saing di masa depan.

Writer: Imam Abu Hanifah

You may also like

Haimalang.com adalah sebuah platform media online dengan konten lokal Malang. Haimalang berisi artikel Wisata, Pendidikan, Teknologi dan Berita Terkini Terkait Malang Raya.

2024 Haimalang.com– All Right Reserved.