HaiMalang – Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) bersama Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Hotel Atria Malang, Selasa (6/8). Acara ini dihadiri secara hybrid oleh dosen-dosen dari kedua universitas.
FGD kali ini bertujuan untuk mengeksplorasi Pengembangan dan Penyelenggaraan Pembelajaran Digital (P3D) serta implementasi Kurikulum Merdeka di lingkungan universitas. Dalam forum ini, Prodi Pendidikan Matematika Unikama menghadirkan dua narasumber terkemuka, yaitu Prof. Dr. Tatag Juli Eko Siswono, M.Pd dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA), dan Prof. Dr. Cholis Sa’dijah, M.Pd., M.A. Kedua ahli ini membagikan pandangan mendalam tentang peran pendidik profesional dalam konteks pendidikan di Indonesia.
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Unikama, Prof. Dr. Duran Corebima Aloysius, M.Pd., dalam sambutannya, menekankan pentingnya kolaborasi antar universitas untuk memajukan pendidikan. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Unikama, Dr. Retno Marsitin, M.Pd., juga menyampaikan harapan agar FGD ini dapat memberikan wawasan berharga kepada para pendidik dari kedua universitas untuk pengembangan pendidikan di tanah air.
“Keberadaan Prof. Dr. Tatag Juli Eko Siswono dan Prof. Dr. Cholis Sa’dijah dalam FGD ini memberikan kontribusi yang sangat berarti. Mereka membawa perspektif dan pengalaman yang mendalam mengenai peran pendidik profesional,” ujar Dr. Marsitin.
Selama FGD, kedua narasumber membahas secara mendalam inti dari Kurikulum Merdeka, dengan fokus khusus pada penerapannya dalam pembelajaran matematika. Mereka menguraikan berbagai aspek penting dari kurikulum tersebut, termasuk cara para pendidik dapat secara efektif mencapai Capaian Pembelajaran (CP), merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP), dan menyusun Acuan Tujuan Pembelajaran (ATP).
“Melalui diskusi ini, kami berharap dapat terlahir ide-ide inovatif dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan mengoptimalkan pembelajaran digital di masa mendatang,” tutup Dr. Marsitin.