Haimalang – Batik Anjani, salah satu jenama batik khas Kota Batu, kembali beraktivitas setelah sempat terhenti selama pandemi. Dari sebuah usaha rumahan, Batik Anjani kini menata ulang langkahnya dengan semangat baru dan arah bisnis yang lebih segar.
Batik Anjani, yang lebih tepat disebut Batik Bantengan karena motifnya, adalah milik Anjani Sekar Arum. Usaha ini dirintis pada tahun 2014 di Kelurahan Ngaglik, Kota Batu. Awalnya, produksi dilakukan dari rumah dengan fokus pada pesanan seragam instansi dan pemerintahan. Seiring berkembangnya usaha, pada 2018 sang pemilik membeli lahan di kawasan Bumiaji untuk membangun galeri permanen.

Anjani Sekar Arum, owner dari Batik Anjani. Anjani for Haimalang.
Galeri itu selesai dan resmi dibuka pada Agustus 2019. Namanya Anjani Batik Galeri, tempat yang bukan hanya menampilkan karya batik khas Batu, tapi juga ruang edukasi kecil untuk pengunjung yang ingin mengenal proses membatik.
Pandemi dan Masa Paling Berat Batik Anjani
Seperti banyak pelaku UMKM lain, pandemi menjadi masa tersulit bagi Batik Anjani. Di awal masa pandemi, usaha ini sempat kebanjiran pesanan masker batik dari berbagai instansi, termasuk Bank Indonesia. Namun, menjelang akhir 2020, situasi berubah drastis.
Pemilik dan keluarganya terpapar Covid-19 pada awal 2021. Kondisi tersebut membuat seluruh aktivitas produksi terhenti, bahkan beberapa pesanan yang sudah setengah jalan harus dibatalkan. Di tengah masa pemulihan, sang suami yang juga rekan usaha meninggal dunia.
baca juga Deretan Motif Batik Malang yang Mempesona, Masyhur hingga Mancanegara Sejak Abad ke-19
Setelah kejadian itu, galeri ditutup selama dua tahun. Pemilik memutuskan untuk sementara waktu meninggalkan Batu dan ikut program pemberdayaan bersama Astra di Yogyakarta, membina komunitas pembatik anak.
Mulai Lagi dari Nol
Setelah masa kontrak di Yogyakarta berakhir, pada awal 2024 ia kembali ke Kota Batu. Namun, situasi sudah jauh berbeda. Banyak pelanggan lama mengira Batik Anjani sudah pindah ke luar kota, membuat galeri sempat sepi.
Dari situ, arah bisnis pun diubah. Batik Anjani mulai menyasar pasar yang lebih luas, bukan lagi fokus pada seragam instansi, tetapi produk yang bisa dipakai masyarakat umum dan wisatawan.
Produk baru yang dikembangkan adalah daster batik khas Batu, hasil kerja sama dengan ibu-ibu di Desa Bumiaji dan Bulukerto. Produk ini dibuat dengan desain sederhana dan nyaman, tapi tetap membawa ciri khas batik Batu yang lembut dan natural.
Respon pasar terhadap produk baru ini cukup baik, terutama setelah diperkenalkan dalam beberapa pameran. Rencananya, Batik Anjani akan meluncurkan koleksi daster batik secara resmi di Jakarta Convention Center (JCC) pada akhir 2025.
Batik dengan Semangat Baru
Kini, Batik Anjani tak hanya soal bisnis batik, tapi juga soal semangat untuk tetap berdiri dan beradaptasi. Dari masa sulit, mereka belajar pentingnya inovasi dan kerja sama dengan masyarakat sekitar.
Dengan fokus baru pada produk ready-to-wear dan pemberdayaan warga lokal, Batik Anjani berharap bisa kembali menjadi salah satu ikon batik khas Kota Batu yang berdaya saing di pasar nasional.
“Sekarang kami ingin batik Batu bisa dipakai semua kalangan, bukan hanya seragam. Ada cerita dan semangat di setiap helainya,” ujar Sekar Anjani.