Haimalang – Rasa curiga berlebihan bisa menjadi tanda utama bahwa seseorang sedang mengalami masalah kepercayaan atau trust issue.
Jika kamu merasa selalu perlu membuktikan kebenaran dari ucapan orang lain, itu bisa menjadi sinyal bahwa kamu kesulitan untuk mempercayai orang di sekitarmu. Misalnya, saat pasangan mengaku harus lembur, kamu mungkin terdorong untuk memeriksa ponselnya atau bahkan menanyakan ke teman-temannya demi memastikan ucapannya.
Kebiasaan seperti ini tidak hanya menguras energi, tetapi juga bisa merusak hubungan yang sedang dijalani. Hubungan yang sehat dibangun atas dasar saling percaya. Jika rasa curiga terus mendominasi, maka ikatan emosional sulit berkembang dengan baik.
Seperti yang dijelaskan dalam artikel di Choosing Therapy, perilaku mencurigai secara terus-menerus merupakan gejala trust issue yang cukup parah.
Rasa tidak percaya ini sering kali bersumber dari pengalaman menyakitkan di masa lalu. Seperti pernah dibohongi, ditinggalkan, atau dikhianati. Pengalaman tersebut membekas dan membentuk pola pikir defensif, membuat kita lebih sulit mempercayai bahkan orang-orang yang layak mendapatkannya. Mengenali akar penyebab ini adalah langkah awal untuk mulai menyembuhkan luka batin tersebut.
Ilustrasi seseorang lebih nyaman sendiri. Foto Canva
Ciri-ciri Kamu Punya Masalah Kepercayaan
Enggan Percaya pada Orang Baru
Apakah kamu merasa tidak nyaman berbagi cerita pribadi saat mengenal orang baru? Jika iya, ini bisa menjadi tanda bahwa kamu tengah mengalami trust issue yang cukup mendalam. Biasanya, orang dengan masalah kepercayaan akan menciptakan semacam “tembok perlindungan” di sekeliling dirinya agar tidak kembali disakiti. Ketika bertemu teman baru, mungkin kamu hanya berbicara sebatas hal-hal umum dan menghindari diskusi yang terlalu personal.
Sikap seperti ini sebenarnya bisa menyulitkanmu dalam membentuk relasi yang bermakna. Dalam artikel yang dimuat Brides, disebutkan bahwa ketakutan akan disakiti kembali membuat seseorang menahan diri untuk membuka hati terhadap orang baru. Namun, jika hal ini terus dipelihara, dampaknya adalah perasaan kesepian dan lingkar pertemanan yang sempit.
Padahal, tidak semua orang berniat buruk atau akan menyakiti kita. Mencoba untuk sedikit demi sedikit membuka diri dan memberi kesempatan pada orang lain bisa menjadi langkah penting untuk mengatasi trust issue secara perlahan.
Curiga pada Niat Orang-Orang Terdekat
Masalah kepercayaan tidak hanya mengganggu relasi dengan orang baru, tetapi juga dapat merusak hubungan dengan orang-orang terdekat, seperti pasangan, keluarga, atau sahabat. Jika kamu sering kali meragukan kejujuran atau niat mereka, meskipun tidak ada alasan yang jelas itu bisa menjadi pertanda bahwa kamu masih bergulat dengan trust issue yang belum selesai.
Ketika kamu terus menerus meragukan orang terdekat, hubungan yang semestinya bisa jadi tempat bernaung malah berubah menjadi penuh ketegangan. Mereka bisa merasa kejujuran mereka tak pernah cukup untuk meyakinkanmu. Seperti yang juga disampaikan dalam artikel Choosing Therapy, ketidakpercayaan yang terus menerus akan mengikis dasar kepercayaan dalam hubungan, membuat segala interaksi menjadi penuh prasangka.
Biasanya, rasa curiga ini muncul dari trauma atau luka masa lalu yang belum sembuh. Contohnya, pernah dikhianati oleh sahabat dekat bisa membuat kamu selalu waspada bahwa orang lain pun bisa melakukan hal yang sama. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk membangun komunikasi yang terbuka dan jujur. Meski tidak mudah, seiring waktu kepercayaan itu bisa perlahan tumbuh kembali jika kedua pihak saling mendukung.
Sulit Memaafkan dan Melupakan Kesalahan Masa Lalu
Sekali dikecewakan, orang dengan trust issue bisa sangat sulit memaafkan. Bahkan ketika seseorang sudah berubah atau meminta maaf, mereka tetap menyimpan rasa waspada dan ragu, karena luka lama masih membekas.
Penulis Nia
Editor Tanjung
