Home Wisata Jelajah Gunung Panderman di Malang Batu, Mulai Jalur Pendakian hingga Sejarah dan Keanekaragaman Hayatinya

Jelajah Gunung Panderman di Malang Batu, Mulai Jalur Pendakian hingga Sejarah dan Keanekaragaman Hayatinya

by Imam Abu
0 comment

HaiMalang.com Gunung Panderman di Malang Batu adalah salah satu destinasi pendakian favorit di Jawa Timur selain Gunung Arjuno Welirang, Lawu dan Semeru. Terkenal dengan keindahan alamnya, Gunung Panderman memiliki ketinggian sekitar 2.045 meter di atas permukaan laut dan menjadikannya salah satu titik tertinggi di Kota Batu.

Gunung Panderman secara administratif terletak di Kota Batu, tepatnya di koordinat 7º54’15” LS dan 112º29’45” BT. Gunung ini juga dikenal sebagai bagian dari sebutan “Gunung Putri Tidur” karena dari kejauhan, nampak gabungan pemandangan beberapa gunung di sekitarnya membentuk siluet yang mirip sosok putri yang sedang tertidur.

Formasi Gunung Putri Tidur yang Menawan 

Gunung Panderman memiliki formasi unik yang terdiri dari tiga puncak yang saling terhubung. Gunung Panderman berperan sebagai “kaki”, Gunung Kawi menjadi “dada”, dan Gunung Butak sebagai “kepala”.

Ketika dilihat dari jarak jauh, formasi ini terlihat seperti bayangan putri tidur yang ikonik. Selain ketiga gunung tersebut, area puncak Gunung Panderman juga dikelilingi oleh beberapa gunung lainnya.

Gunung panderman malang batu

Keindahan gunung putri tidur yang
salah satu puncaknya adalah gunung panderman malang batu (Foto: Wikipediacommons @Triy Purnama)

Diantaranya seperti Gunung Cemara Kandang, Gunung Srandil, Gunung Rajegwesi, Gunung Kitiran (Banyak), Gunung Bokong, dan Gunung Punuk Sapi, yang menambah suasana alam yang memukau.

Daya Tarik Gunung Panderman di Malang Batu

Salah satu alasan utama Gunung Panderman menjadi favorit bagi para pendaki adalah pemandangan alamnya yang luar biasa.

Dari puncak gunung ini, pengunjung bisa menikmati panorama lembah hijau yang luas, hamparan hutan pinus yang subur, dan langit biru yang menambah suasana magis.

Momen matahari terbit dan terbenam adalah saat-saat yang paling dinantikan oleh pendaki, karena permainan cahaya dan bayangan dari sinar matahari menciptakan tampilan alam yang memukau.

Cahaya oranye kemerahan di waktu-waktu tersebut menambah keindahan dan keanggunan panorama di sekitar Gunung Panderman.

Rute dan Lokasi Pendakian Gunung Panderman

Pendakian Gunung Panderman biasanya dimulai dari Dusun Toyomarto Desa Pesanggrahan, yang terletak di Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur.

Akses menuju titik pendakian relatif mudah dan bisa ditempuh dari pusat Kota Batu. Berikut adalah rute perjalanan dari Alun-Alun Batu menuju area pendakian di Gunung Panderman:

  1. Mulai dari Alun-Alun Batu, arahkan kendaraan menuju Jl. Gajah Mada.
  2. Dari Jl. Gajah Mada, terus ke Jl. WR. Supratman dan Jl. Suropati di daerah Ngaglik.
  3. Belok kiri ke Jl. Suropati, kemudian lanjutkan perjalanan ke Jl. Cempaka.
  4. Ikuti jalan tersebut hingga tiba di area pendakian Gunung Panderman di Dusun Toyomarto, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu.

Jarak tempuh dari pusat Kota Batu menuju titik pendakian sekitar 3 km, dengan akses jalan yang cukup baik. Setibanya di Desa Pesanggrahan, pendaki bisa mulai menyiapkan diri dan melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Panderman.

Keunikan Flora dan Fauna di Gunung Panderman

Kawasan Gunung Panderman, yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pegunungan Kawi, menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna yang sangat unik. Gunung Panderman juga termasuk dalam kawasan yang dikelola oleh Perhutani KPH Malang & LMDH Wana Tani

Di sini, para pendaki dapat menemukan berbagai spesies tumbuhan yang khas, seperti cemara gunung (Casuarina junghuniana), alang-alang (Imperata cylindrica), serta rumput merak.

Gunung panderman malang batu

Keindahan flora di pendakian gunung panderman-buthak (Foto @IG firdaus_ilham1)

Terdapat pula tumbuhan eksotis lainnya, seperti paku sarang burung (Asplenium nidus), edelweiss raksasa (Anaphalis viscida), kemelandingan (Albizia lophanta), dan kacelingan (Rubus fraxinifolius).

Beragam anggrek langka juga tumbuh subur di kawasan ini, seperti anggrek janur (Eria bractescens), anggrek rotan (Eria compressa), anggrek vanda (Vanda tricolor), dan anggrek topas (Coelogyne rochusseni).

Tidak hanya tumbuhan, berbagai spesies pohon besar juga dapat ditemui, termasuk beringin (Ficus benjamina), jamuju (Podocarpus imbricate), sonokeling (Dalbergia latifolia), dan rasamala (Altingia excelsa). Pohon lainnya seperti pasang (Quercus sundaicus), bulu (Ficus virens), lo (Ficus glomerata), dan nyampo (Leucaena glutinosa) juga memperkaya hutan Gunung Panderman dengan ekosistemnya yang beragam.

Fauna di kawasan ini tak kalah beragamnya. Gunung Panderman menjadi habitat bagi elang ular bido (Spilornis cheela), elang hitam (Ictinaetus malayensis), dan elang brontok (Spizaetus cirrhatus). Mamalia seperti kancil (Tragulus javanicus), trenggiling (Manis javanica), kijang (Muntiacus muntjak), ajag atau anjing hutan (Cuon alpinus), serta macan rembah (Prionailurus bengalensis) turut menghuni kawasan ini.

Selain itu, beberapa jenis tupai seperti jelarang (Ratufa bicolor) dan bajing belang hitam (Callosciurus nigrovittatus) juga sering dijumpai di sekitar hutan.

Ancaman kebakaran hutan yang sering terjadi di Gunung Panderman menyebabkan beberapa satwa liar di kawasan ini, seperti lutung Jawa (Trachypithecus auratus), terancam punah.

Menurut data ProFauna, populasi lutung Jawa yang hidup di hutan lindung Gunung Panderman pernah menurun drastis dari sekitar 50 ekor pada 1990 menjadi hanya 20 ekor di tahun 2011 akibat kebakaran.

Satwa lain seperti kucing hitam, jelarang, landak, dan macan loreng juga ikut terancam keberadaannya di wilayah ini.

Nilai Historis dan Sejarah Gunung Panderman

Gunung Panderman memiliki sejarah dan nilai budaya yang kuat. Nama “Panderman” diambil dari kata “Dermo” dalam bahasa Jawa, yang berarti “sekedar”.

Di masa lampau, gunung ini digunakan sebagai tempat semedi dan perenungan diri. Karena letaknya yang relatif dekat dari pemukiman, gunung ini menjadi lokasi yang ideal untuk “sekedar” menyepi atau mencari ketenangan, yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah sadermo mandireng pribadi.

sejarah gunung panderman

Foto Pasar Kota Batu dengan latar belakang Gunung Panderman di era 1900-1920 (Foto: Tropenmuseum)

Seabad sebelum era kolonialisme Belanda, Gunung Panderman juga dikenal sebagai tempat persembunyian tokoh pejuang bernama Abu Ghonaim atau yang sering dipanggil Mbah Wastu atau Mbah Mbatu yang kemudian menjadi salah satu versi sejarah asal mula nama Kota Batu.

Konon, beliau merupakan pengikut setia Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa (1825-1830). Dipercaya bahwa nama “Kota Batu” sendiri berasal dari julukan Mbah Mbatu. Abu Ghonaim menerapkan taktik gerilya di daerah ini, seperti yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro, untuk menghindari pengejaran kolonial.

Baca Juga: Asal Mula Nama Kota Batu, Dari Mbah Wastu hingga Mbatu

Pendakian Gunung Panderman dan Aksesnya

Gunung Panderman dikenal sebagai destinasi yang ramah bagi pendaki pemula. Gunung ini memiliki dua jalur utama pendakian: jalur Dukuh Toyomerto dan jalur Curah Banteng.

Pos Toyomarto Panderman

Pos I Pendakian Gunung Panderman di Dusun Toyomarto (Foto: fikriamiruddin.com)

Jalur Dukuh Toyomerto di Desa Pesanggrahan, Batu, menjadi rute resmi yang umum digunakan, karena lebih aman dan mudah diakses. Sebaliknya, jalur Curah Banteng dikenal lebih menantang dan sering dihindari kecuali oleh mereka yang ingin mencoba jalur yang lebih sulit.

Daftar Rute dan Waktu Tempuh Pendakian Gunung Panderman

Pos Pendakian Keterangan Waktu Tempuh
Pos I Toyomerto – Pos II Trekking 15 Menit
Pos II – Latar Ombo Trekking 30 Menit
Latar Ombo – Pasar Watu Trekking 25 Menit
Pasar Watu – Tanjakan Setan Trekking 30 Menit
Tanjakan Setan – Puncak Trekking 1 Jam
Total Perjalanan 5 Jam 45 Menit

 Fasilitas Pendukung Pendakian di Gunung Panderman Malang Batu

Gunung Panderman menawarkan fasilitas yang cukup memadai bagi para pendaki. Di basecamp, terdapat tempat registrasi dan gazebo yang dapat digunakan untuk beristirahat sebelum atau setelah pendakian. Pengunjung juga bisa menemukan beberapa warung kecil yang menyediakan makanan khas Malang Batu, seperti nasi pecel, sebagai pilihan untuk mengisi energi.

Trek Gunung panderman malang batu

Trek jalur pendakian gunung panderman (Foto: @IG ilham_abin)

Selain itu, tersedia pos jaga yang dijaga oleh petugas yang siap membantu, toilet umum, serta kamar mandi dengan air bersih. Area parkir yang cukup luas juga disediakan, memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi.

Gunung Panderman bukan hanya menarik bagi mereka yang ingin mendaki, tetapi juga menjadi pilihan wisata alam dengan fasilitas lengkap untuk kenyamanan pengunjung.

Writer: Imam 

Editor: Imam Abu Hanifah

You may also like

Haimalang.com adalah sebuah platform media online dengan konten lokal Malang. Haimalang berisi artikel Wisata, Pendidikan, Teknologi dan Berita Terkini Terkait Malang Raya.

2024 Haimalang.com– All Right Reserved.