Home Wisata Sejarah dan Mitos Sumber Polaman Lawang, Pemandian yang Jadi Tempat Persinggahan Raja

Sejarah dan Mitos Sumber Polaman Lawang, Pemandian yang Jadi Tempat Persinggahan Raja

by Imam Abu
0 comment

MALANG, HaiMalang.com Sumber Polaman Lawang terletak di Desa Kalirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur tak pernah sepi pengunjung. Pemandian alami ini ternyata punya sejarah dan mitos Sumber Polaman Lawang pun menarik untuk dikulik. Sarat akan kisah dari masa kerajaan di masa lalu.

Dengan air sejuk dan segar yang mengalir dari Gunung Arjuno serta kawasan yang masih asri dan alami membuat pemandian satu ini ramai dikunjungi warga lokal dan luar daerah untuk melepas penat. Konon katanya, tempat ini merupakan tempat pengasingan Raja Kediri, lho.

Lantas, ada sejarah dan mitos apa saja yang berhubungan dengan pemandian yang satu ini. Kali ini HaiMalang akan membahas seputar sejarah dan mitos Sumber Polaman Lawang lengkap dengan informasi lain yang terkait.

Sejarah Sumber Polaman Lawang

Asal dari nama Sumber Polaman diyakini berasal dari kata ‘pa-ulam-an’, yang berarti tempat memelihara ikan (dalam bahasa Jawa, ulam berarti ikan).

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya ikan dengan berbagai ukuran dan jenis di tempat ini. Di masa prasejarah, masyarakat setempat menggunakan Sumber Polaman untuk mandi, mencuci, mendapatkan air minum, dan irigasi pertanian.

Sumber Polaman

Kolam besar dengan air jernih dan sejuk di Sumber Polaman. (mas Jon via Google Maps)

Sumber Polaman, dikatakan merupakan lokasi yang dipilih oleh Raja Hayam Wuruk, raja yang terkenal sebagai pemimpin yang membawa Kerajaan Majapahit ke puncak kejayaan, untuk kegiatan nyekar.

Pemandian Polaman pun ia didirikan pada tahun 1359 M sebagai tempat singgah dan beribadah saat perjalanan ke Singhasari.

Sebelum menjadi bagian dari Kerajaan Kediri, lalu Singhasari, dan pada akhirnya Majapahit, Pemandian Polaman berada di bawah kekuasaan seorang raja lokal bernama Warawari. Hal ini terbukti dengan adanya prasasti batu yang ditemukan di lokasi tersebut.

Mitos Sumber Polaman Lawang

  1. Larangan mengambil ikan yang ada di kolam Pemandian Polaman

Ikan Wader dipercaya merupakan peliharaan dari sosok bernama Mbah Jayadursa, tokoh cikal bakal pendiri Dusun Polaman. Menurut kepercayaan masyarakat, siapapun tidak boleh menangkap ikan tersebut, apalagi sampai menggorengnya. Jika tetap dilakukan, maka pelakunya akan ditimpa petaka.

  1. Tempat Pengasingan Raja Kediri

Menurut legenda, Raja Jayakatwang dari Kediri diasingkan ke Sumber Polaman. Dalam kitab Pararaton dan lagu Harsyawijaya dikisahkan bahwa Jayakatwang merupakan sosok yang menaklukkan Raja Singosari bernama Kertanegara.

Namun, hal tersebut kemudian dibalas oleh Raden Wijaya, menantu Raja Kertanegara, yang kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit di hutan Tarik Mojokerto.

Usai kalah dari pertarungan ini, konon Jayakatwang kemudian diasingkan ke Polaman. Dipercaya juga bahwa Jayakatwang bertapa dan melakukan meditasi hingga lanjut usia di sebuah gua di pinggir sungai yang terletak tak jauh dari Sumber Polaman.

  1. Adanya Ritual Spiritual

Terdapat beberapa orang yang datang untuk melakukan meditasi atau ritual tertentu di tempat ini. Cerita turun-temurun mengatakan bahwa sebenarnya terdapat tiga wanita cantik yang merupakan penjaga mata air di Sumber Polaman.

Mereka adalah Sekartaji, Hendrosari, dan Siti Muninggar. Sosok mereka dikatakan turun ke air mancur setiap lepas tengah malam. Beberapa orang yang melakukan mediasi atau bertapa disana diyakini berkesempatan untuk melihat wujud ketiga penjaga ini.

Pada malam-malam tertentu, orang akan datang untuk bersemedi atau melakukan ritual tertentu sambil memberi makan ikan yang hidup di mata air Sumber Polaman.

Mereka juga memberikan sesaji berisi daun sirih dan biji pinang. Apabila keinginan mereka terkabul, para pelaku ritual akan kembali dan menggelar kenduri makan bersama warga sekitar.

Sumber Polaman Lawang

Sumber Polaman konon kerap dijadikan tempat semedi atau bertapa. (Tri Sulistyono via Google Maps)

Selain ritual yang dilakukan oleh orang-orang dengan maksud tertentu, Sumber Polaman juga menjadi tempat upacara adat masyarakat sekitar.

Setiap tahun di Bulan September, masyarakat Dusun Polaman mengadakan tradisi bersih desa yang bertujuan untuk mengenang dan menghormati arwah leluhur pendiri desa mereka. Upacara ini juga diadakan sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan agar diberi kemakmuran.

Tak hanya Bersih Desa, masyarakat setempat juga rutin menggelar acara Barikan setiap Jum’at Legi. Upacara adat ini melibatkan makan bersama di tempat terbuka, biasanya di halaman atau tempat-tempat tertentu yang disakralkan oleh masyarakat.

Tujuan utama dari ritual ini adalah untuk memohon kepada Tuhan supaya penduduk Dusun Polaman diberikan rezeki yang berlimpah serta selamat dari marabahaya.

Jam Buka dan Tarif Sumber Polaman Lawang

Sumber Polaman buka untuk umum setiap harinya. Pengunjung tidak dipungut biaya tarif tiket masuk, melainkan cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 2.000, untuk biaya parkir saja. Jika pengunjung ingin memberi makan ikan, pengelola juga menjual pakan ikan seharga Rp 2.000 saja.

Meski terbilang lumayan ramai dikunjungi saat akhir pekan, kawasan ini masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah.

Pemandian ini pun dikelola secara mandiri oleh masyarakat sekitar, dan ada seorang juru kunci yang tinggal di sebuah gubuk di bawah pohon beringin yang rindang di kawasan itu.

Akses ke tempat wisata ini pun mudah dijangkau. Dari Jalan Malang-Surabaya, setelah melewati Pasar Lawang, pengunjung dapat menuju Jalan Indrokilo untuk mencapai lokasi pemandian.

Suasana di Sumber Polaman yang Masih Asri dan Alami

Pemandian ini memiliki tiga kolam besar yang dapat digunakan untuk mandi. Air kolamnya pun masih alami dan mengalir dari mata air asli dari Gunung Arjuno, sehingga terasa sejuk dan menyegarkan. Usai berkeliling dan berenang, pengunjung juga bisa menikmati berbagai kuliner yang dijual di area pemandian.

Area ini juga masih mempertahankan keasriannya, sehingga pengunjung sering menjumpai berbagai hewan. Selain ikan, ada juga hewan lain seperti monyet dan kupu-kupu yang berkeliaran bebas di area sekitarnya. Pepohonan dan tumbuhan yang subur turut memberikan suasana alami, membuat tempat ini sangat cocok untuk healing.

Writer: Shinta Alifia

Editor: Imam Abu Hanifah

You may also like

Haimalang.com adalah sebuah platform media online dengan konten lokal Malang. Haimalang berisi artikel Wisata, Pendidikan, Teknologi dan Berita Terkini Terkait Malang Raya.

2024 Haimalang.com– All Right Reserved.