HaiMalang – Pelaksanaan KKN (kuliah kerja nyata) Mahasiswa Unikama (Universitas PGRI Kanjuruhan Malang) telah masuk minggu ke-3. Untuk itu monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Unikama dengan terjun langsung meninjau desa lokasi KKN. Jajaran Pimpinan Unikama yang dipimpin langsung oleh Rektor Unikama Dr. Sudi Dul Aji, M.Si bersama dengan Ketua PPLP PGRI Kanjuruhan Malang Drs.Agus Priyono, MM dan didampingi Direktur DP3M Unikama Dr. Ir. Enike Dwi Kusumawati, S. Pt., MP., IP meninjau langsung kondisi mahasiswa di lokasi KKN pada Selasa (27/8).
Sebelum melakukan tinjauan secara langsung terlebih dahulu dilakukan kegiatan secara online. Sehingga progress capaian KKN Mahasiswa Unikama terus dipantau perkembangannya.
”Total ada 18 lokasi KKN Mahasiswa Unikama yang tersebar di Kabupaten Malang. Kegiatan ini menjadi agenda rutin untuk melakukan monitoring secara langsung. Sehingga capaian program KKN bisa dimonitor dan terpantau perkembangannya,” kata Direktur DP3M Unikama Dr. Ir. Enike Dwi Kusumawati, S. Pt., MP., IP.
Menurutnya saat ini capaian program KKN Mahasiswa Unikama telah mencapai 95 persen. Melalui program ”Sustainable Village Development” Unikama memang mebuat program secara keberlanjutan. Oleh karena itu program pokok dan penunjang harus berjalan secara maksimal.
”Dengan program Sustainable Village Development ini memang sangat membantu dalam pengembangan potensi desa. Oleh karena itu pelaksanaan program harus dilakukan dengan baik. Karena nantinya akan sangat berdampak pada keberlanjutan program,” jelasnya.
Enike memberikan salah satu contoh seperti yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Unikama di Desa Parangargo dalam pembuatan keripik talas. Di tahun 2023 saat itu mahasiswa bekerjasama dengan karang taruna membuat inovasi keripik talas. Kini produk tersebut sudah terdaftar HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan sudah dijual melalui pasar online.
”Secara program akan terus berlanjut setiap tahunnya. Karena targetnya di tahun ke 5 produk sudah ada di masing-masing desa dan bisa menggerakkan ekonomi. Seperti keripik talas di Desa Parangargo yang sekarang sudah dijual melalui online dan dibuatkan peta digitalisasi untuk prosesnya,” ungkapnya.
Tak hanya mengembangkan produknya saja, mahasiswa KKN Unikama juga dituntut untuk bisa memberikan transfer ilmu ke masyarakat. Sehingga ketika pelaksanaan KKN selesai produk yang dihasilkan tetap bisa diproduksi dan dijual.
Hal ini sebetulnya yang utama dalam pelaksanaan KKN bukan hanya membuat produk. Tapi juga bisa memberikan dampak secara peningkatan kemampuan masyarakat di desa.
”Produk itu hanya hasil dari kegiatan transfer ilmu yang dilakukan mahasiswa. Harapannya memang agar masyarakat nantinya bisa mandiri dalam mengembangkan produknya. Sehingga secara kemampuan masyarakat akan meningkat setelah program KKN Unikama selesai,” jelasnya.
Program KKN yang dilakukan di masing-masing desa juga berbeda disesuaikan dengan potensi yang dimiliki. Sehingga pengembangan potensi desa bisa berjalan secara maksimal. Pihaknya juga melibatkan masyarakat secara langsung dalam pengembangan potensi desanya.
”Mahasiswa Unikama ini sifatnya hanya membantu dan memfasilitasi saja. Selebihnya masyarakat desa yang bergerak dan turun untuk mengembangkan potensi desanya. Karena nanti yang merasakan dampaknya juga masyarakat,” tandasnya.