MALANG, HaiMalang.com – Perubahan nama wisata di Bromo telah diumumkan oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-79, Sabtu (17/8/2024).
Bekerja sama dengan Romo Dukun Tengger dan Tokoh Masyarakat Tengger, TNBTS mengembalikan nama spot/lokasi wisata di kawasan tersebut ke nama-nama lokal yang sesuai dengan adat dan budaya setempat.
Deklarasi pengembalian nama ini dilakukan setelah upacara bendera di Laut Pasir Bromo pada 17 Agustus 2024, yang ditandai dengan pembacaan deklarasi oleh Kartono serta penandatanganan oleh Plt. Kepala Balai Besar TNBTS, Romo Dukun Tengger, dan para tokoh masyarakat.
Selain itu, peresmian papan nama (signage) baru dengan nama-nama lokal juga telah dilaksanakan di Lembah Watangan.
Daftar Perubahan Nama Wisata di Bromo pada 17 Agustus 2024
Pengembalian nama-nama lokal ini dimaksudkan sebagai upaya pelestarian nilai-nilai budaya Tengger yang telah diwariskan secara turun-temurun. Tiga lokasi wisata yang mengalami perubahan nama tersebut adalah:
-
Bukit Teletubies menjadi Lembah Watangan
Lembah Watangan, yang dulunya dikenal sebagai Bukit Teletubies, berdasarkan sejarahnya merupakan dataran rendah yang pada seribu tahun lalu ditumbuhi pepohonan asli Tengger. Karena banyaknya pohon yang roboh di lokasi tersebut, maka dinamakan Lembah Watangan.
-
Bukit Cinta menjadi Lemah Pasar
Bukit Cinta kini dikembalikan ke nama aslinya, yaitu Lemah Pasar. Nama ini berasal dari Pasar Agung yang merupakan tempat penting dalam memenuhi kebutuhan upacara adat masyarakat Tengger.
-
Bukit Kingkong menjadi Bukit Kedaluh
Bukit Kedaluh, yang sebelumnya dikenal sebagai Bukit Kingkong, diambil dari bahasa Sansekerta “Kada” yang berarti merindukan dan “Luh” yang berarti pemberi hujan atau Dewa Indra. Nama ini mencerminkan harapan masyarakat Tengger untuk kesuburan wilayah mereka.
Langkah ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat, terutama melalui akun resmi Instagram Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Pengumuman terkait pengembalian nama-nama lokal spot wisata di kawasan tersebut berhasil menarik perhatian dan disukai oleh 1.479 orang. Banyak komentar yang menunjukkan dukungan atas keputusan ini.
Misalnya, pengguna Instagram @adamrivaldi.yp menyebutnya sebagai “Kado hari raya karo” yang berharga, sementara @afif_rizal__ mengapresiasi langkah tersebut sebagai bentuk pelestarian warisan budaya.
Pengguna lain, @harleysastha, juga menyatakan kegembiraannya, menekankan pentingnya menjaga ingatan dan warisan budaya yang telah berlangsung turun-temurun.
Selain itu, Balai Besar TNBTS juga menghimbau kepada seluruh instansi pemerintah, masyarakat Tengger, serta para wisatawan untuk turut serta menggunakan nama lokal tersebut. Hal ini dianggap sebagai bentuk penghormatan dan upaya pelestarian budaya setempat yang berharga.
Editor: Imam Abu Hanifah