HaiMalang.com – Kekayaan Djoko Susanto pemilik Alfamart kini kembali jadi sorotan, terlebih setelah aksi korporasi besar berupa akuisisi jaringan ritel asal Jepang, Lawson.
Namanya tak asing lagi di dunia ritel Indonesia berkat kiprahnya membesarkan Alfamart yang kini hadir hampir di seluruh penjuru negeri.
Namun, harta yang ia miliki tak semata berasal dari satu merek saja. Portofolio bisnis Djoko Susanto terbentang luas dari sektor ritel, properti, hingga pendidikan.
Sebagai pengusaha yang merintis karier dari bawah, pencapaian Djoko begitu menginspirasi. Hingga Mei 2025, total kekayaannya mencapai sekitar US$3,4 miliar atau setara Rp55 triliun. Untuk memahami lebih jauh dari mana saja pundi-pundi kekayaannya berasal, berikut ini daftar lengkap aset bisnis Djoko Susanto, yang kemudian akan dijabarkan satu per satu:
Daftar Aset Kekayaan Djoko Susanto, Pemilik Alfamart
-
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart)
Alfamart merupakan aset utama yang membesarkan nama Djoko Susanto. Toko modern ini pertama kali didirikan pada 1999 dan resmi beroperasi di bawah nama Alfamart pada 2003.
Perusahaan induknya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), mengelola lebih dari 20.000 gerai di Indonesia dan 2.000 gerai di Filipina. Selain menjual kebutuhan harian, Alfamart juga mengembangkan aplikasi digital Alfagift guna menjangkau konsumen daring.
-
PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi)
Untuk menyasar pasar menengah, Djoko mendirikan Alfamidi melalui PT Midi Utama Indonesia Tbk.
Toko ini menyediakan produk yang lebih bervariasi dibanding minimarket biasa, termasuk makanan segar dan siap saji. Sejak diluncurkan pada 2007, Alfamidi berkembang pesat dan kini menjadi bagian penting dari jaringan ritel milik keluarga Susanto.
-
PT Lancar Wiguna Sejahtera (Lawson Indonesia)
Langkah terbaru Djoko dalam memperluas bisnisnya adalah dengan mengakuisisi Lawson Indonesia dari MIDI ke AMRT.
Akuisisi ini dilakukan pada 2025 dengan nilai sekitar Rp200,45 miliar. Dengan demikian, Lawson yang merupakan waralaba convenience store asal Jepang kini berada sepenuhnya di bawah kendali Alfamart Group.
-
PT Sumber Indah Lestari (Dan+Dan)
Dalam bidang ritel kecantikan dan kesehatan, Djoko Susanto membentuk Dan+Dan melalui PT Sumber Indah Lestari. Gerai pertama dibuka pada 2013 di kawasan Cibubur.
Dengan menyasar konsumen muda, Dan+Dan menawarkan produk personal care dan farmasi dengan konsep toko modern dan harga terjangkau.
-
House Brand Private Label (HBPL)
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan produk murah namun berkualitas, Alfamart meluncurkan produk House Brand Private Label.
Barang-barang ini ditandai dengan label “A” di kemasan dan mencakup berbagai kategori, mulai dari makanan instan, bumbu dapur, hingga produk rumah tangga dan kecantikan. Produk ini diproduksi lewat kerja sama dengan pabrik-pabrik lokal ternama.
-
PT Sigmantara Alfindo (AlfaCorp)
Perusahaan holding dari sebagian besar bisnis ritel Djoko adalah PT Sigmantara Alfindo, yang dikenal sebagai AlfaCorp.
Melalui AlfaCorp, Djoko mengendalikan sekitar 53,19% saham AMRT (Alfamart). Entitas ini juga menjadi lengan utama untuk investasi dan akuisisi bisnis strategis dalam grup Alfa.
-
Alfaland Group (Bisnis Properti)
Tidak hanya di sektor ritel, Djoko juga merambah dunia properti lewat Alfaland Group. Usaha ini dikelola oleh putranya, Hanto Djoko Susanto.
Beberapa proyek andalan Alfaland termasuk pengembangan hotel di area tol yang bekerja sama dengan PT Jasa Marga Properti. Portofolio properti ini membuktikan bahwa Djoko juga piawai dalam memanfaatkan peluang di sektor real estate.
-
Yayasan Pendidikan Bunda Mulia (YPBM)
Djoko juga aktif dalam pengembangan pendidikan melalui YPBM yang membawahi Universitas Bunda Mulia (UBM), Bunda Mulia School, dan institusi lainnya.
Yayasan ini hadir untuk mendukung generasi muda Indonesia agar unggul secara karakter dan kemampuan. Bahkan, YPBM secara rutin memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi sebagai wujud kontribusi sosial Djoko.
Melalui kombinasi aset bisnis yang luas, Djoko Susanto berhasil menempatkan dirinya sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di Indonesia. Strategi diversifikasi yang diterapkan—mulai dari ritel, properti, hingga pendidikan—membuat kerajaan bisnisnya tahan terhadap dinamika pasar.
Tak heran jika Kekayaan Djoko Susanto Pemilik Alfamart terus meningkat dan menjadi inspirasi banyak calon pengusaha di Tanah Air.