Home NewsPendakian Arjuno Via Tretes Ditutup Warga, Ini Alasannya

Pendakian Arjuno Via Tretes Ditutup Warga, Ini Alasannya

by Hafidh Sabqi
0 comments

HaiMalang – Para pendaki yang berencana melakukan pendakian Ajruno via Tretes sepertinya harus bersabar. Sebab jalur pendakian pendakian arjuno via Tretes ditutup oleh warga sekitar.

Penutupan dilakukan oleh warga mulai Senin (2/9). Warga membentangkan spanduk bertuliskan “Warga menolak seluruh kegiatan tahura” yang dipasang di portal menuju area pendakian.

Tak hanya itu warga juga menduduki pos yang digunakan petugas. Hal ini tentu membuat para pendaki yang akan menuju Arjuno via Tretes tidak bisa lewat.

Warga melakukan hal ini karena menolak segala kegiatan Taman Hutan Raya (Tahura) di sekitar wilayah pecalukan. Warga merasa dengan adanya kegiatan tahura mengganggu dan membatasi aktivitas warga.

Selain itu ada juga masalah lain yang dianggap warga sudah sangat meresahkan. Bahkan dianggap merugikan masyarakat yang lebih dahulu menghuni wilayah tersebut.

Apalagi selama ini masyarakat hidup dari potensi yang ada di dalam hutan. Mulai membuka lahan hingga melakulan kegiatan bercocok tanam.

Berikut Alasan  Jalur Pendakian Arjuno via Tretes Ditutup

Aksi vandalisme di pos pendakilan Arjuno via Tretes ditutup warga. Foto: tangkapan layar

Aksi vandalisme di pos pendakilan Arjuno via Tretes ditutup warga. Foto: tangkapan layar

1. Masalah Drone

Warga mengaku terganggu dengan adanya drone yang sering digunakan para pendaki. Banyak pendaki yang menggunakan drone untuk mengambil gambar udara.

Meski tujuan pendaki mengabadikan momen pendakian. Namun warga merasa jika hal ini mengganggu kegiatan warga.

2. Tidak Menghargai Warga Lokal

Adanya Tahura dianggap sebagai kebijakan yang merugikan bagi warga. Karena aktivitas di dalam kawasan hutan seperti dibatasi dan diawasi.

Padahal sebelum ada tahura warga bisa menggunakan area hutan dengan baik. Apalagi mayoritas kegiatan warga untuk bercocol tanam berada di area hutan.

Pendaki kadang juga seenaknya sendiri saat melewati ladang milik warga di area hutan. Akibatnya tanaman menjadi rusak dan tidak bisa dipanen.

Belum lagi sampah yang dibuang begitu saja di area hutan. Hal ini membuat warga marah dan merasa tidak dihargai.

Tidak ada tindakan nyata juga dari pengelola tahura terhadap para pendaki. Oleh karena itu jalur pendakian Arjuno via tretes ditutup warga.

3. Jeep Arah Welirang Dilarang

Penggunaan jeep dari basecamp menuju Welirang memang menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Sebab ojek jeep dianggap memudahkan para pendaki.

Barang bawaan pendaki tinggal dinaikkan ke atas jeep. Bahkan bisa memangkas banyak waktu pendakian.

Yang biasanya 8 jam jika berjalan biasa. Dengan adanya ojek jeep bisa ditempuh dalam waktu 4 jam saja.

Biaya yang harus dikeluarkan para pendaki mencapai Rp 2 juta. Hal ini tentu menjadi pendapatan yang menguntungkan bagi warga sekitar.

Namun hal ini dilarang oleh pengelola Tahura. Sehingga membuat warga merasa tidak diberi kesempatan mencari pundi rupiah.

4. Banyak Biaya Lain-lain

Pendaki merasa dibebankan dengan banyaknya biaya yang muncul saat hendak mendaki. Ini juga sejalan dengan banyaknya kebijakan yang dibuat sepihak oleh pengelola tahura.

Hal ini membuat para pendaki dirugikan dan merasa biaya jadi lebih mahal. Warga juga merasakan hal yang sama dengan banyaknya kebijakan.

Warga merasa tidak pernah dilibatkan dalam membuat kebijakan dalam pendakian. Padahal warga juga merasa perlu dilibatkan dalam pengelolaan dan penggunaan hutan di area Gunung Arjuno.

Bagaimana pendapat kalian dengan ditutupnya pendakian Arjuno via Tretes ? Meski masih ada jalur lain namun jalur pendakian via Tretes menjadi salah satu favorit para pendaki.

You may also like