HaiMalang – SDIT Insan Permata Malang dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan Lokakarya 1 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11 pada Sabtu (20/7/2024). Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur dan Dinas Pendidkan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang.
Sebanyak 112 guru calon guru peggerak dari berbagai jenjang pendidikan di Kota Malang hadir sejak pukul 8 WIB. Para peserta yang datang pun langsung mengikuti serangkaian kegiatan sesuai dengan pembagian ruangan.
Selaku tuan rumah, SDIT Insan Permata telah menyiapkan lima ruang kelas yang masing-masing berisi 20 peserta. Selain itu, SDIT Insan Permata juga menyediakan ruang sekretariat dan ruang jamuan untuk tamu dari dinas pendidikan dan instansi lainnya.
Kepala Sekolah SDIT Insan Permata, Fitriya Hidayati, S.Pd, mengungkapkan rasa syukur dan terhormat karena sekolahnya dipercaya menjadi tuan rumah lokakarya ini.
“Alhamdulillah, Insan Permata punya empat guru penggerak, satu dari angkatan 9 yang kebetulan adalah waka humas kita, dua dari angkatan 10, dan satu dari angkatan 11. Kegiatan ini adalah lokakarya pertama untuk angkatan 11, dan kami sangat senang bisa menjadi tuan rumah.
Bagi Fitriya Hidayati, amanah yang diberikan pada SDIT Insan Permata sebagai tuan rumah Lokakarya Guru Penggerak juga merupakan kesempatan belajar dan akan memotivasi guru-guru di sekolahnya yang untuk ikut program dari Kemendikbudristek.
Fitriya membeberkan bahwa penunjukan sebagai penyelenggara ini dilakukan langsung oleh Disdikbud Kota Malang. Ia sempat dihubungi melalui sambungan telepon dan menyatakan kesiapan SDIT Insan Permata.
” sudah siap ya jadi tuan rumah tanggal 20 juli nanti. Saya menjawab siap mawon,” jelasnya.
Menurut Fitriya, program guru penggerak berdampak positif dengan menggerakkan semua pendidik di Kota Malang khususnya dan seluruh indonesia pada umumnya untuk terus meningkatkan layanannya sebagai pendidik.
Dengan menjadi guru penggerak, para tenaga pendidik didorong untuk berinovasi, berkreativitas, manajemen pendidikan juga diajarkan. Jadi banyak sekali ilmu yang didapatkan.
“Kami mensupport itu. Sebenarnya selain guru penggerak, ada program sekolah penggerak yang lebih ke kepala sekolahnya,” ujarnya.
Ia sempat menjelaskan bahwa di Insan Permata, yang masuk dalam program sekolah penggerak ada di PAUD dan SMPIT. Adapun SDIT Insan Permata tidak masuk karena tahun 2021 hingga 2023 telah dipercaya sebagai sasaran program organisasi penggerak (POP) oleh Kemendikbudristek yang bekerja sama dengan organisasi JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia).
“Kita 3 tahun itu mengikuti program organisasi penggerak, 2021, 2022 dan 2023. Dan setiap tahapan kita dikunjungi oleh kemendikbudristek untuk mengadakan studi kualitatif. Jadi setelah itu kita juga diamanahkan untuk mengimbaskan di sekolah sekitar. Lebih luas ya alhamdulillah,” ungkapnya.
Ia menjelaskan kini ada 104 guru di SDIT Insan Permata yang semuanya termasuk tipe pembelajar sehingga setiap munculnya peluang program belajar akan langsung disambut dengan antusias.
Dengan terlaksananya kegiatan Lokakarya 1 Pendidikan Guru Penggerak Kota Malang, Fitriya berharap kegiatan ini berdampak positif bagi banyak pihak.
“Khususnya kami dari SDIT Insan Permata ingin memberikan dampak postif seluas luasnya. Nah program guru penggerak ini pun begitu. Harapannya dampak positifnya bisa dirasakan di masing masing sekolahnya. Harapannya mereka bisa melakukan aksi nyata di sekolah masing masing karena sudah mendapatkan ilmu disini. Seperti nama programnya, menjadi penggerak dan pelopor kebaikan,” pungkasnya.
Muroyyana, seorang guru dari SMA Nasional Malang yang menjadi bagian dari angkatan 11 Guru Penggerak Kota Malang, mengungkapkan keseruannya dalam mengikuti kegiatan ini.
“Seru banget, artinya kalau memang kita mau ikut guru penggerak ini kita harus berani keluar dari zona nyaman,” ujarnya di sela-sela acara.
Muroyyana yang datang berapa dua guru SMA Nasiobal lainnya juga mengungkap bahwa dengan kegiatan ini, para guru bisa mendapatkan banyak hal.
“Ini program gratis lho dan kita dapat banyak banget ilmu yang kalo kita kuliah mungkin bayar mahal puluhan juta. Selain ilmu, kita dapat teman yang keren, relasi, uang saku dan komunitas belajar,” imbuhnya.
Untuk diketahui, para guru yang ingin mengikuti program pendidikan guru penggerak diwajibkan mengikuti alur dan syarat pendaftaran. Mulai dari membuat esai, administrasi, wawancara hingga microteaching.
Penulis: IAH