HaiMalang.com – Kalau kita sama-sama mau turun ke bawah, masyarakat kalangan ekonomi menengah sedang resah. Mereka rata-rata mengeluhkan sulitnya perekonomian.
Para pedagang sulit menjual barangnya. Daya beli masyarakat benar-benar lesu. Para petani kesulitan membeli pupuk karena mahal. Hasil panen juga terjual murah.
Data yang dibeberkan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) pada 9 September 2024 menyebut, negeri ini sedang mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut.
Ini yang menyebabkan daya beli menurun. Indikasinya, tingkat konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,9 persen secara kuartal (quarter to quarter) pada kuartal I dan II atau Mei-Agustus 2024. Padahal sebelum Covid-19, pertumbuhan konsumsi minimal 5 persen.
Nah, apa sebenarnya yang sedang terjadi? Dan bagaimana solusinya? Saya kira semua tahu daya beli masyarakat berkaitan erat dengan pendapatan perkapita.
Sedangkan pendapatan perkapita dipengaruhi oleh penyedian lapangan kerja dan pendapatan. Sementara penyedian lapangan kerja berhubungan erat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pendek kata sebenarnya semua saling berkaitan.
Dilihat dari situ, jika saja masyarakat memiliki pendapatan yang cukup, otomatis daya beli juga akan meningkat. Roda ekonomi akan bergerak secara stabil.
Persoalannya, masyarakat kesulitan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup. Dari situlah maka kehadiran pemerintah sangat diperlukan untuk mengungkit daya beli. Berbagai program bantuan yang bisa memberi stimulus usaha bagi rakyat kecil sangat ditunggu.
Pola bantuan jangan yang bersifat konsumtif, tapi harus produktif. Sehingga ada edukasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan bantuan tersebut guna diputar menjadi usaha yang menghasilkan. Bukan lagi bantuan itu habis cepat hanya untuk membeli produk yang tidak bermanfaat.
Bagi sebagian rakyat kelas bawah, bantuan produktif saja tidak cukup, tapi mereka harus mendapat pendampingan. Sehingga bantuan tersebut benar-benar bisa menghasilkan dan tepat dalam menggunakan usaha.
Selama ini, banyak gelontoran dana bantuan, namun tanpa hasil apa-apa. Kenyataan itu tidak selalu karena salah penggunaan, tapi banyak yang kurang tahu bagaimana cara memutar dana bantuan tersebut.
Di sinilah sekali lagi, seluruh elemen yang berwenang, pemerintah dan lembaga lain harus bahu membahu mendorong masyarakat untuk bertumbuh dan berdaya saing demi mendongkrak kembali daya beli yang sedang lesu ini. Ayo Gemilangkan Indonesia.
Tulisan Dr. Imam Muhajirin Elfahmi SH, S.Pd, MM
Jaringan Indonesia Berdaya
Penerima Anugerah Insan Pancasila dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila 2024