HaiMalang.com – Pakar komunikasi Dr Aqua Dwipayana kembali menjadi pengajar di Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) PWI Pusat. Kali ini, program tersebut diselenggarakan di Kota Medan, Sumatera Utara, pada Kamis, 26 September 2024.
Kegiatan itu menjadi ketiga kalinya bagi doktor Komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran ini menyampaikan materi Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada 40 wartawan peserta SJI PWI Pusat.
Mengusung tema “Membangun Jejaring Kerja Wartawan yang Berintegritas”, acara ini berlangsung di Hotel Inna Dharma Deli, Jalan Balai Kota No. 2, Medan.
Sebagai pembicara yang telah memberikan motivasi kepada lebih dari 2 juta orang di Indonesia dan berbagai negara, Dr Aqua mengingatkan para wartawan untuk memahami secara mendalam kode etik jurnalistik yang berlaku. Ia juga menekankan pentingnya menghindari konflik kepentingan yang dapat memengaruhi objektivitas liputan.
“Luangkan waktu untuk memahami sumber-sumber informasi, baik itu narasumber, lembaga, atau komunitas yang dilaporkan,” ujar Dr Aqua yang dikenal sebagai pakar Komunikasi dan Motivator Nasional.
Dr Aqua, yang memiliki pengalaman sebagai wartawan di berbagai media nasional, selalu menunjukkan perhatian besar terhadap program dan kegiatan insan pers di Indonesia.
Ia dengan senang hati menerima amanah sebagai salah satu pengajar di Sekolah Jurnalisme Indonesia yang diadakan oleh PWI Pusat.
Berbagai kegiatan Sharing Komunikasi dan Motivasi telah membawanya berkeliling Nusantara, termasuk untuk menyampaikan materi di SJI PWI Pusat.
Sebelumnya, Dr Aqua Dwipayana telah menjadi pengajar di program SJI PWI Pusat di Banjarmasin pada Kamis, 11 Juli 2024, yang digelar di TreePark Hotel Banjarmasin, serta di Palembang pada Agustus 2024, bertepatan dengan minggu kedua bulan kemerdekaan.
“Merupakan kehormatan bagi saya menjadi salah satu bagian dari program yang sangat baik dan positif yang dilakukan PWI Pusat yakni SJI ini. Wartawan agar senantiasa mengembangkan dan terus mengasah diri karena mereka harus satu langkah lebih depan dibandingkan masyarakat pembacanya,” ujar Dr Aqua yang memiliki jaringan pertemanan yang sangat luas.
Ia juga mengingatkan para wartawan untuk memiliki pengetahuan dan kesadaran etik yang tinggi, agar mereka bisa memberikan dampak positif melalui karya jurnalistiknya.
Dr Aqua, yang dikenal sebagai sosok rendah hati dan selalu bersemangat saat memberikan pembekalan, juga menegaskan kesiapannya untuk selalu berbincang dan berbagi ilmu dengan para wartawan.
“Saya insyaAllah selalu siap dan bersemangat ketika kembali berjumpa dan berbincang dengan para wartawan,” kata Dr Aqua.
Pakar komunikasi Dr Aqua Dwipayana Dorong Wartawan Jalin Komunikasi dan Hubungan Berkelanjutan dengan Narasumber
Dr Aqua Dwipayana mendorong para wartawan untuk menunjukkan minat yang tulus terhadap topik yang sedang mereka liput, serta berusaha memahami sudut pandang yang disampaikan narasumber.
Setelah itu, yang tak kalah penting adalah membangun kepercayaan, yang menjadi elemen kunci dalam menjalin hubungan baik dengan narasumber dan komunitas.
Ia juga mengingatkan agar wartawan selalu menepati janji dan menjaga kejujuran dalam berkomunikasi. Hindarilah upaya mengejar cerita sensasional dengan mengorbankan kebenaran atau melanggar etika.
“Cobalah untuk membangun hubungan personal dengan narasumber. Bertemu mereka secara langsung, berbicaralah dengan mereka, dan simak cerita mereka. Jangan hanya menghubungi narasumber saat Anda membutuhkan informasi. Ciptakan hubungan yang berkelanjutan,” ujar Dr Aqua.
Pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, pada 23 Januari 1970 ini juga menekankan pentingnya memanfaatkan platform media sosial, termasuk email, untuk tetap berhubungan dengan narasumber dan sesama wartawan. Ia juga menyarankan agar selalu mengikuti berita dan tren terkini melalui media sosial.
“Bergabunglah dengan organisasi wartawan atau kelompok diskusi untuk membangun jaringan serta memperoleh dukungan dari rekan-rekan sesama wartawan. Hadiri konferensi dan acara-acara industri untuk memperluas jaringan,” pesan Dr Aqua.
Lebih lanjut, Dr Aqua menambahkan bahwa wartawan harus terus belajar. Pengetahuan mereka tentang berita, teknologi, dan tren jurnalisme terbaru harus terus diperbarui.
Belajar dari pengalaman dan kesalahan juga menjadi bagian penting dari pengembangan diri. Selain itu, Dr Aqua menekankan agar wartawan selalu melindungi narasumber mereka, terutama jika narasumber tersebut ingin tetap anonim.
Dalam berkomunikasi dengan banyak orang, termasuk narasumber, wartawan sebaiknya selalu dilandasi semangat silaturahim yang tulus dan tidak bersifat transaksional, menurut Dr Aqua.
Dr Aqua, yang gemar membantu orang lain, sebelumnya bekerja sebagai wartawan dan humas sebelum memutuskan berhenti dan hanya menjadikan Tuhan sebagai “atasan”.
Ketika masih menjadi wartawan, ia merasakan betapa menyenangkannya menjaga silaturahim, sehingga hal tersebut dilakukannya dengan penuh suka cita. Hasilnya sangat luar biasa. Hingga saat ini, ia masih menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang dikenalnya lebih dari 36 tahun lalu.
Orang-orang tersebut sangat menghormati dan menghargai Dr Aqua, terutama atas kiprahnya dalam memotivasi banyak orang.
“Sikap positif tersebut muncul karena persahabatannya tulus dan ikhlas. Tidak transaksional. Hanya bersikap baik kalau membutuhkan saja,” ungkap Dr Aqua.
Dalam setiap pembekalannya, pria yang telah konsisten menjalankan silaturahim dengan ikhlas selama puluhan tahun ini selalu membagikan kisah pengalamannya dalam berkomunikasi dengan banyak pihak, termasuk narasumber saat ia masih menjadi wartawan.
Ia kembali menekankan pentingnya menjaga janji dan berkomunikasi dengan jujur. Menghindari mengejar cerita sensasional yang mengorbankan kebenaran atau etika.
“Cobalah untuk membangun hubungan personal dengan narasumber. Bertemu mereka secara langsung, berbicaralah dengan mereka, dan simak cerita mereka,” jelasnya.
Ia kembali menggarisbawahi bahwa wartawan jangan hanya menghubungi narasumber saat membutuhkan informasi. Namun komunikasi harus terus terjalin demi menciptakan hubungan yang berkelanjutan.
SJI PWI Pusat Dorong Peningkatan Keterampilan Wartawan
Program pelatihan jurnalistik yang digagas oleh PWI Pusat, yakni Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI), bertujuan untuk mengasah dan meningkatkan kompetensi wartawan muda di Tanah Air.
SJI fokus pada pelatihan jurnalistik praktis dengan menghadirkan narasumber yang berasal dari jurnalis profesional serta tokoh berpengalaman di bidang media.
Kurikulum SJI
Kurikulum SJI disusun secara khusus untuk melatih peserta dengan keterampilan jurnalistik yang penting, meliputi:
Metode Pembelajaran di SJI
SJI menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran, di antaranya:
- Kuliah umum: menghadirkan pembicara dari kalangan jurnalis dan pakar media.
- Diskusi kelas: mengajak peserta untuk bertukar gagasan dan pengalaman secara interaktif.
- Simulasi jurnalistik: memberi kesempatan bagi peserta untuk menerapkan ilmu jurnalistik secara langsung.
- Mentorship: menghubungkan peserta dengan jurnalis profesional guna mendapatkan bimbingan dan arahan.
Manfaat Ikuti SJI
Ada sejumlah manfaat yang bisa diperoleh peserta selama mengikuti SJI, di antaranya:
- Peningkatan keterampilan jurnalistik: peserta akan dibekali pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi jurnalis yang handal.
- Jaringan yang lebih luas: kesempatan untuk berinteraksi dan membangun relasi dengan jurnalis profesional dan calon jurnalis lainnya.
- Peluang karir yang lebih baik: peserta akan memiliki kesempatan lebih besar untuk berkarir di industri media.
SJI PWI Pusat adalah program pelatihan jurnalistik berkualitas yang memberikan banyak manfaat bagi wartawan muda di Indonesia.
Dengan kurikulum yang lengkap, metode pembelajaran yang beragam, serta berbagai keuntungan, SJI memberikan fondasi kuat bagi peserta untuk mengembangkan karir mereka di dunia jurnalistik.
Editor: Imam Abu Hanifah