HaiMalang.com – Bersama timnya, mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama), Adya Novitasari, coba kenalkan Ecobrick hingga apotik hidup pada siswa di SDN 3 Sukodono Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
Pengenalan inovasi daur ulang sampah plastik itu menjadi salah satu inovasi yang dibawa Adya, dalam Program Kampus Mengajar Angkatan 6. Dalam program yang merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbudristek ini yang terlaksana mulai Agustus hingga Desember 2023.
Adya mengenalkan bagaimana cara mengolah botol plastik bekas menjadi material yang bisa digunakan kembali. Botol plastik bekas yang sudah dikumpulkan lalu diisi dengan sampah plastik bersih dan kering hingga padat.
Ecobrick merupakan salah satu cara untuk mengurangi sampah plastik dan mendaur ulangnya menjadi bahan bangunan ramah lingkungan yang dapat digunakan kembali.
Cara ini dilakukan oleh Adya demi tingkatkan kepedulian lingkungan di SDN 3 Sukodono Dampit. Siswa tidak hanya belajar di kelas, namun juga menjajal pengalaman belajar yang tidak hanya berkesan tetapi juga bermanfaat. Sambil menanamkan nilai-nilai penting seperti kepedulian terhadap lingkungan.
“Kami ingin memberikan pengetahuan praktis kepada siswa, sehingga mereka tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengetahui cara menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana,” jelas Adya.
Selain mengenalkan pembuatan Ecobrick, Adya dan timnya dari berbagai kampus lain juga mengajak siswa berpartisipasi dalam berbagai kegiatan inovatif yang memadukan aspek lingkungan, teknologi, kesehatan, seni, dan budaya.
Diantaranya yakni pengenalan konsep apotek hidup juga diperkenalkan, dengan mengajarkan siswa cara menanam dan memanfaatkan tanaman obat.
Untuk aspek teknologi, mereka mengenalkan Program TeknoGuru, yang bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.
Dalam program ini, guru diajarkan cara menggunakan aplikasi pendidikan dan perangkat teknologi dengan bijak.
Selain itu, program Sabtu Ceria Bersih dan Sehat (SCBS) juga diadakan untuk mengajak siswa menjaga kebersihan lingkungan sekolah serta menerapkan pola hidup sehat.
“Mahasiswa Kampus Mengajar 6 telah berhasil menghubungkan pendidikan dengan kehidupan nyata melalui berbagai kegiatan kreatif. Program seperti Ecobrick dan TeknoGuru sangat membantu siswa memahami pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan teknologi secara positif,” kata Risa Krisnayanti, guru pamong dari SDN 3 Sukodono.
Kepala Sekolah SDN 3 Sukodono, Tridoyo Basuki, S.Pd., juga turut mengapresiasi inisiatif ini. Menurutnya, kegiatan-kegiatan yang diadakan sangat relevan dan bermanfaat bagi siswa-siswi.
Program ini tidak hanya memperluas wawasan mereka, tetapi juga membentuk karakter yang peduli terhadap lingkungan dan budaya. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilanjutkan di masa mendatang.
Editor: Imam Abu Hanifah