Kota Malang, HaiMalang.com —Arief Priyono, Pengarsip Kopi Kertosastro (Galeri Akartana) hadir di Festival Sastra Kota Malang 2024 sebagai narasumber. Ia menjadi salah satu narasumber pada Sesi 3, di Program TUTUR RASA dengan topik SEARSIP KOPI KERTOSASTRO dan Wacana Kopi Malang pada Kamis (26/9/2024).
Bertempat di Critasena Coffee Malang, fotografer yang ‘tersesat’ jadi wirausahawan kopi tersebut bercerita tentang jejak kejayaan Kertosastro dari perkebunan kopi Margosuko yang berasal dari Dampit yang ia kulik bersama Rizal Kertosastro.
Pria yang juga memiliki coffee lab di Kediri itu berhasil menunjukkan legacy dunia kopi lewat foto-foto dari perkebunan Margosuko yang ia ditampilkan dalam sebuah buku foto (photobook).
Presentasi dari Arief diawali dengan pemutaran video singkat tentang Perkebunan Kopi Margosuko asal Dampit yang telah berdiri sejak 1922 silam.
Ini membuatnya telah lama eksis selama lebih dari 100 tahun di dunia perkopian Indonesia. Dalam video tersebut, sejarah dari perkebunan tersebut diceritakan oleh Rizal Kertosastro, generasi ketiga yang menjadi penerus usaha Perkebunan Kopi Margosuko.
“Saat Pak Rizal minta untuk dibuatkan buku foto yang ingin diterbitkan 23 Juli 2023, saya tidak langsung mengiyakan. Karena waktu itu Januari 2023, jadi untuk waktunya saya merasa kurang”, ujar Arief bercerita.
Arief lalu mengulas buku foto yang ia buat untuk Rizal Kertosastro, pemilik perkebunan kopi yang muncul dalam video singkat sebelumnya.
Buku tersebut berisi foto-foto perjalanan usaha perkebunan kopi Margosuko dari masa ke masa. Mulai dari saat usaha kopi tersebut dijalankan oleh sang perintis yaitu kakek dari Rizal, Abdoel Karim Kertosastro.
Ia merupakan pendiri perkebunan dan pabrik Margosuko pada tahun 1922 yang menjadi cikal bakal keberadaan brand AKARTANA Coffee.
Sosoknya menjadi salah satu pribumi pertama yang memiliki lahan perkebunan yang pada saat itu umumnya dimiliki oleh Belanda.
Selanjutnya, perkebunan dilanjutkan oleh ayah Rizal, Dharyono Kertosastro yang merupakan putra kedelapan dari Abdoel Karim. Sosoknyalah yang mengangkat Margosuko mencapai kejayaan dan mencetuskan AKARTANA Coffee. Sampai akhirnya usaha kopi tersebut diteruskan oleh Rizal.
Arief bercerita, belum sempat ia melakukan pemotretan terakhir untuk photobook bersama Rizal, ia mendapatkan kabar bahwa Rizal wafat akibat serangan jantung.
Baca Juga: Festival Sastra Kota Malang 2024, Jelajah Cita Rasa Bawa Sastra Lebih Dekat ke Masyarakat
Buku foto yang diminta beliau pun tidak jadi terbit 23 Juli 2023 seperti rencana awal (tepat pada ulang tahun ayah Rizal, Dharyono Kertosastro) karena keluarga masih berduka.
Dari banyak arsip yang ia temukan dan kumpulkan saat menyusun photobook tersebut, ada hal menarik yang ia temukan.
Hal tersebut adalah klaim bahwa Vietnam belajar mengolah kopi di Dampit. Namun, bentuk berupa catatan fisik atau dokumen dari hal ini kurang jelas keberadaannya. Meski demikian, bukti dalam bentuk foto-foto dan cerita dari banyak orang mendukung klain tersebut.
“Ada sebuah klaim dan ada di bukunya bahwa Vietnam itu belajar kopi dari Malang, dari Dampit. Cuman kalau di dokumen tulis itu tidak ada, tapi dari foto-foto itu ada. Juga dari oral itu ada kesaksian dari orang-orang disana, dari orang yang menjadi karyawan dan pekerja, dari Kertosastro, itu ada ceritanya. Sekarang kita belajar kopi ke Vietnam, ini agak tragis, ya”, tuturnya.
Reporter: Shinta Alifia
Editor: Imam Abu Hanifah