HaiMalang.com —Universitas Negeri Malang (UM) secara resmi memulai rangkaian acara Dies Natalis ke-70 dan Lustrum ke-XIV dengan menggelar acara Cakrawasena Diseminasi 14 profesor dan 70 doktor.
Acara ini diselenggarakan pada 11 September 2024 di Aula Lantai 9 Gedung A19 UM dan turut disiarkan secara hybrid melalui kanal YouTube Universitas Negeri Malang Official.
Kegiatan Cakrawasena terbagi dalam tiga sesi, yaitu saintek dan kesehatan, sosial dan humaniora, serta pendidikan yang menjadi sesi puncak. Diseminasi ini bertujuan untuk menyebarluaskan hasil penelitian, temuan, serta inovasi dari para akademisi kepada masyarakat umum.
Ketua Pelaksana Lustrum UM, Evynurul Laily Zen, S.S., M.A., Ph.D., menjelaskan bahwa tema rangkaian Dies Natalis kali ini adalah “Cakra Sapti Semesta”.
Kata “Cakra” menggambarkan cakrawala, sedangkan “Sapti” berarti tujuh yang melambangkan usia UM yang ke-70, dan “Semesta” mencerminkan visi bersama untuk menjadikan UM sebagai universitas unggulan dan rujukan global.
Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., secara resmi membuka acara ini dan menekankan pentingnya sinergi antarbidang ilmu.
“Ilmu pengetahuan tidak dapat berdiri sendiri. Konsep cakrawala harus diterapkan, agar setiap bidang saling berinteraksi dan mendukung,” tegas Prof. Hariyono dalam sambutannya.
Sesi pertama diisi oleh tiga profesor—Prof. Dr. Sugiharto, M.S., Prof. Dr. Suharti, M.Si., dan Prof. Dr. Ir. Henri Siswanto, M.T.—bersama 14 doktor dari berbagai disiplin ilmu yang memaparkan hasil penelitian mereka.
Beberapa doktor yang turut serta antara lain Dr. Nurnaningsih Herya Ulfah, S.KM., M.Kes., Ph.D., Dr. dr. Rias Gesang Kinanti, M.Kes., dan Dr. Dewi Ratna Sulistina, S.ST., M.Keb.
Dengan Diseminasi 14 profesor dan 70 doktor sebagai pembuka Lustrum ke-XIV UM ini, diharapkan wawasan baru akan terbuka dan batasan antarbidang ilmu yang selama ini terkotak-kotak dapat dihilangkan.
UM berkomitmen untuk dapat terus memperluas cakrawala pengetahuan dan mendukung tercapainya Sustainable Development Goal (SDG) ke-4. Yakni memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif, merata, serta mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua.
Editor: Imam Abu Hanifah