Home NewsDr Aqua Dwipayana Dorong Jurnalis Perempuan Bersatu Tingkatkan Peran di Era Digital

Dr Aqua Dwipayana Dorong Jurnalis Perempuan Bersatu Tingkatkan Peran di Era Digital

by Imam Abu
0 comments

HaiMalang.com Pakar komunikasi sekaligus motivator nasional, Dr Aqua Dwipayana, menekankan pentingnya persatuan dan peningkatan kualitas bagi jurnalis perempuan.

Menurutnya, keberadaan mereka akan semakin dihargai dan berperan signifikan jika terus meningkatkan kompetensi. Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) menjadi wadah yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut.

“Lakukanlah semua itu secara konsisten. Secara signifikan hasilnya bakal dirasakan. Memberi manfaat tidak hanya kepada para jurnalis perempuan, tetapi juga mitra mereka, bangsa, dan negara,” ujar pria yang telah menulis banyak buku “super best seller” ini.

Dr Aqua Dwipayana menyampaikan pesan inspiratif tersebut dalam Kongres FJPI yang berlangsung pada Sabtu, 15 Februari 2025. Ia hadir dengan penuh antusiasme untuk memberikan dukungan bagi para jurnalis perempuan.

Dr Aqua Dwipayana didapuk sebagai salah satu pembicara dalam kongres ketiga FJPI tahun 2025 (Foto: Dok.)

Mengusung tema “Bergerak Bersama di Era Digital,” kongres ini menarik peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam kesempatan itu, Dr Aqua menegaskan bahwa niat baik, aksi nyata, serta kolaborasi menjadi kunci dalam memajukan FJPI yang kini telah berusia 17 tahun.

Pada kongres ketiga FJPI tahun 2025 ini, agenda utama adalah pemilihan Ketua Umum FJPI periode 2025-2028. Masa kepemimpinan Uni Lubis yang telah menjabat selama dua periode, yakni 2018-2021 dan 2022-2024, telah berakhir.

Kongres ini dipimpin oleh Tri Ambarwati sebagai ketua dan Siti Amelia sebagai sekretaris, dengan seluruh Ketua Cabang FJPI se-Indonesia, pengurus, serta anggota turut hadir dalam acara yang digelar secara daring.

Acara dibuka dengan “Keynote Speech” dari Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, diikuti sambutan dari Uni Lubis, serta sesi “Sharing Komunikasi dan Motivasi” oleh Dr Aqua Dwipayana.

Dalam sesi tersebut, Dr Aqua mengungkapkan rasa terhormatnya atas undangan dari FJPI. Ia pun berkomitmen memberikan kontribusi terbaik bagi organisasi ini.

Pria yang telah memotivasi lebih dari 2 juta orang di Indonesia dan berbagai negara ini segera mengonfirmasi kehadirannya begitu melihat agendanya memungkinkan.

Sebelum tampil di FJPI, di hari yang sama, ia lebih dahulu memberikan sesi “Sharing Komunikasi dan Motivasi” kepada 390 jaksa se-Indonesia atas undangan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Agung.

Program yang Memberikan Manfaat

Dalam paparannya yang bertajuk “Bersama, Kita Kuatkan Organisasi Jurnalis Perempuan,” Dr Aqua menegaskan bahwa FJPI merupakan wadah strategis bagi jurnalis perempuan untuk saling mendukung, berbagi pengalaman, serta memperjuangkan hak-hak mereka dalam dunia jurnalistik.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh anggota untuk bersatu dan berkolaborasi demi kemajuan organisasi di tengah era digital yang terus berkembang.

Sesi Sharing dan Motivasi Dr Aqua Dwipayana dalam Kongres Ketiga FJPI tahun 2025 (Foto: Dok.)

Dr Aqua juga menyarankan agar pengurus FJPI merancang program-program yang bermanfaat bagi anggota, terutama yang dapat meningkatkan kualitas profesional mereka. Menurutnya, keberhasilan sebuah organisasi terletak pada manfaat nyata yang dirasakan oleh para anggotanya.

“Pengalaman menunjukkan, anggota akan lebih aktif jika mereka merasakan manfaat dari organisasi, terutama dalam pengembangan profesi mereka,” ujar motivator ulung itu.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak yang kredibel dan kompeten dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota FJPI.

“Berbagai pihak biasanya senang bermitra dengan organisasi wartawan. Mereka bakal mendapat banyak manfaat, termasuk publikasi yang luas,” kata pria yang dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama ini.

Dengan semangat kebersamaan dan tekad kuat untuk terus berkembang, FJPI diharapkan dapat semakin berkontribusi dalam meningkatkan profesionalisme jurnalis perempuan di Indonesia.

Komunikasi yang Intens

Selama berkarier sebagai wartawan di berbagai media ternama, Dr Aqua Dwipayana menjalin komunikasi erat serta berkolaborasi dengan banyak jurnalis perempuan.

Sebagai seorang ayah dari dua anak, ia menyadari bahwa mereka memiliki sejumlah keunggulan yang menjadi nilai tambah dalam menjalankan profesinya.

“Saat jadi wartawan di banyak media besar hampir setiap hari saya berinteraksi dengan para jurnalis perempuan. Saya banyak belajar dari mereka,” ujar pria yang dikenal rendah hati itu.

Dr Aqua Dwipayana Dorong Jurnalis Perempuan Bersatu

Kebersamaan Dr Aqua Dwipayana bersama awak media Radar Bali (Foto: Dok.)

Berdasarkan pengalaman panjangnya dalam bekerja sama dengan jurnalis perempuan, Dr Aqua Dwipayana menilai bahwa mereka memiliki berbagai kelebihan. Di antaranya, mereka dikenal tekun, gigih, serta pantang menyerah dalam menjalankan tugas liputan. Mereka juga selalu berusaha maksimal dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan.

Sebagai seseorang yang sangat menikmati profesinya sebagai wartawan, Dr Aqua Dwipayana kemudian membagikan pengalamannya ketika bekerja di salah satu media. Saat itu, terjadi sebuah ledakan besar di salah satu badan usaha milik negara.

Seorang jurnalis laki-laki awalnya ditugaskan untuk meliput peristiwa tersebut, tetapi ia gagal mendapatkan informasi dari pejabat berwenang. Ketika tugas tersebut dialihkan kepada seorang wartawati, ia justru berhasil mengumpulkan data yang lengkap dari narasumber yang sama.

Tak hanya dalam memperoleh informasi, hasil liputan yang dihasilkan juga lebih mendalam dan komprehensif. Menurut pria yang pernah menjadi wartawan di harian Jawa Pos dan Bisnis Indonesia itu, laporan yang ditulis oleh jurnalis perempuan kerap lebih detail dan menyeluruh.

“Semua itu merupakan kelebihan para jurnalis perempuan. Modal utama untuk kesuksesan melaksanakan profesinya sebagai wartawan,” ungkap pria yang memiliki hobi bersilaturahmi ini.

Mengedepankan Saling Menghargai

Lebih lanjut, Dr Aqua Dwipayana menegaskan bahwa jurnalis perempuan yang memiliki berbagai keunggulan tersebut akan semakin luar biasa jika bersatu. Dengan saling mendukung, mereka dapat berkontribusi lebih besar dalam memajukan organisasi profesi mereka, seperti FJPI.

Sebagai Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Pusat, ia menekankan pentingnya niat baik sebagai langkah awal dalam mengembangkan organisasi. Dengan keyakinan yang kuat, ia optimis bahwa keberhasilan dapat diraih.

“Niat baik itu sangat penting. Diimbangi dengan aksi nyata berupa kontribusi sesuai dengan kemampuan masing-masing. Jangan ada yang merasa lebih dibandingkan yang lain,” ujar Dr Aqua Dwipayana.

 

Ia menambahkan bahwa dalam organisasi, baik pengurus maupun anggota harus menjunjung tinggi sikap saling menghargai dan menghormati. Kolaborasi yang erat diperlukan demi mewujudkan visi, misi, serta program kerja yang telah ditetapkan.

Dengan menanamkan semangat kebersamaan dan sikap saling menghargai, Dr Aqua Dwipayana yakin bahwa FJPI, yang tahun ini memasuki usia ke-17, akan semakin maju dan berkembang pesat.

Seiring dengan itu, keberadaannya yang saat ini tersebar di 17 provinsi diharapkan terus meningkat hingga memiliki cabang di seluruh provinsi di Indonesia.

Ia pun optimis bahwa perkembangan FJPI akan semakin pesat asalkan seluruh pengurus dan anggota tetap solid serta berkomitmen dalam menjalankan visi, misi, dan program kerja yang telah disusun.

“Kuncinya pada para pengurus. Mereka harus bisa merangkul semua anggota untuk diajak bersama-sama memajukan FJPI,” tegas Dr Aqua Dwipayana.

Tentang Forum Jurnalis Perempuan Indonesia

Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) berawal dari perbincangan dan kegelisahan para juru warta perempuan di Sumatera Utara tentang perlunya sumbangsih perempuan untuk meningkatkan kualitas perempuan di masyarakat. Disadari bahwa bertambahnya jumlah jurnalis perempuan, tidak diiringi dengan peran sertanya dalam pemberdayaan perempuan.

Selain itu, adanya keinginan bahwa profesionalisme para jurnalis perempuan harus terus ditingkatkan. Hasil pertemuan 14 November 2007 di Restoran Koki Sunda disepakati untuk membentuk Forum Jurnalis Perempuan Sumatera Utara disingkat FJPSU, dan diresmikan pada hari Ibu, 22 Desember 2007.

Dalam perjalanannya, tercetus keinginan untuk menjadikan forum ini meng-Indonesia, sehingga bisa membuat jaringan dengan seluruh wartawan perempuan yang ada di Indonesia. Bulan Mei 2008, nama FJPSU berganti menjadi Forum Jurnalis Perempuan Indonesia dengan singkatan FJPI.

Keanggotaan FJPI meliputi wartawan/jurnalis/pekerja media, cetak, elektronik dan multimedia di Indonesia. FJPI merupakan organisasi independen yang menjaga independesi para angotanya yang bekerja di masing-masing media.

Saat ini, ada sekitar 500 anggota FJPI di 17 cabang, yakni di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Lampung, Daerah Khusus Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Maluku, Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.

Kegiatan FJPI cukup banyak dalam pemberdayaan jurnalis perempuan, dan perempuan, serta anak. Termasuk advokasi bersama organisasi pers konstituen Dewan Pers.

Visi

Visi FJPI yaitu mewujudkan jurnalis perempuan yang profesional untuk kemajuan kaum perempuan Indonesia khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Melalui visi di atas FJPI berusaha untuk :

  1. Meningkatkan kualitas jurnalis perempuan Indonesia, khususnya di seluruh cabang.
  2. Memberikan advokasi dalam perspektif gender baik bagi jurnalis perempuan maupun laki-laki.
  3. Mengoptimalkan peran sebagai jurnalis untuk kepentingan dan pemberdayaan perempuan di berbagai sektor.

Ketua FJPI periode 2022 – 2024 : Uni Lubis.

Nilai-Nilai yang selalu ditekankan Ketua FJPI kepada para pengurus dan anggota:

Sisterhood, kebersamaan dalam persaudaraan.

Kendala-kendala yang selama ini dihadapi termasuk untuk memajukan FJPI, antara lain :

–          Jurnalis memiliki tugas makin banyak dari perusahaan media.

–          Sistem patriaki, di mana sebagai jurnalis perempuan juga masih harus bertanggung jawab terhadap keluarga.

–          Kesejahteraan jurnalis yang makin menurun.

–          Empati yang makin menurun.*

 

Editor: Imam Abu Hanifah

You may also like