HaiMalang.com – Prestasi membanggakan diraih Refi Marinda, mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, yang berhasil membawa pulang medali perak dari ajang Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Sambo Jawa Timur 2025.
Pertandingan yang digelar di GOR Judo Surabaya pada 17–18 Mei 2025 tersebut diikuti oleh 150 atlet dari 22 kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur.
Refi, yang merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Geodesi S-1 angkatan 2022, tampil di kelas 50 kilogram kategori Sambo Combat Putri. Ia bertanding mewakili kontingen Kota Malang, bersaing dalam kejuaraan yang mempertandingkan dua kategori utama:
Sambo Sport—yang berfokus pada teknik bantingan dan kuncian—serta Sambo Combat yang mengombinasikan pukulan, tendangan, bantingan, dan kuncian.

Prestasi Kejurprov Sambo Jatim 2025 mahasiswa ITN (Foto: Dok.)
Menariknya, Kejurprov Sambo Jatim 2025 ini menjadi debut pertama Refi dalam dunia sambo. Sebelumnya, ia merupakan atlet pencak silat dari perguruan Setia Hati Terate (SH Terate). Peralihan ke sambo dilandasi oleh keinginannya mengeksplorasi cabang olahraga yang belum banyak digeluti, khususnya oleh atlet wanita di Kota Malang.
“Kalau di silat sudah banyak SDM-nya. Kalau di sambo masih sedikit peminatnya sehingga masih banyak peluang. Apalagi Kota Malang kekurangan atlet sambo wanita,” ujar Refi saat diwawancarai di kampus ITN Malang, Selasa (20/05/2025).
Sejak memutuskan menekuni sambo, Refi menjalani latihan intensif selama dua bulan bersama tim KONI Kota Malang. Ia berlatih secara rutin di Han Academy Malang, termasuk melakukan sparing dengan rekan-rekan laki-laki yang memiliki bobot tubuh serupa. Menurutnya, hal tersebut membantu meningkatkan rasa percaya dirinya di atas matras.
Refi tampil meyakinkan sejak awal pertandingan. Ia mencatatkan kemenangan cepat baik di babak penyisihan maupun semifinal, masing-masing hanya berlangsung kurang dari dua menit—dari total durasi lima menit yang ditetapkan. Sayangnya, langkah mulus tersebut harus terhenti di partai final, saat ia berhadapan dengan atlet Surabaya yang memiliki latar belakang sebagai jujitsuka berpengalaman.
Laga puncak berlangsung ketat selama sepuluh menit—lima menit pertandingan aktif dan lima menit jeda. Refi sempat memimpin, namun akhirnya harus mengakui keunggulan lawannya dan meraih posisi runner-up.
“Persaingan di final sangat ketat. Ini paling lama dan ramai selama pertandingan kemarin. Lawan saya merupakan atlet yang sudah sering ikut kejuaraan sambo, jadi banyak suporter yang mensupport dengan meneriakkan nama dia,” kenang Runner Up 1 Duta Kampus ITN Malang 2023 ini.
Menghadapi tekanan di laga puncak, Refi mengaku mencoba untuk tetap tenang dan mengikuti arahan pelatih. Ia sempat merasa khawatir karena mengalami cedera pada engkel saat latihan, namun tetap mampu menyelesaikan pertandingan dengan baik.
Ke depan, Refi akan memfokuskan diri pada persiapan menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX. Selain itu, ia juga menyatakan minat untuk menjajal arena Indonesian Bela Diri Campuran Amatir-Mixed Martial Art (IBCA-MMA), setelah menyelesaikan tugasnya di Porprov.
Sebagai informasi, sambo merupakan seni bela diri asal Rusia yang merupakan singkatan dari “SAMozashchita Bez Oruzhiya” atau “bela diri tanpa senjata.” Dikembangkan sejak 1940-an, sambo menggabungkan berbagai teknik dari jujitsu, judo, gulat, savate, dan tinju. Kini, olahraga ini semakin berkembang dan mulai menarik minat atlet-atlet muda di Indonesia, seperti Refi Marinda.